Sukses

Kisruh Sumber Waras dan Duel Maut untuk Ahok

Dalam video berdurasi 5 menit 30 detik itu, Imam mengenakan kaus kerah bertuliskan BPK-RI. Ia juga mengenakan topi hitam bertuliskan BPK-RI.

Liputan6.com, Jakarta - Perang terbuka antara Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok terkait pembelian tanah Rumah Sakit Sumber Waras belum ada tanda mereda.

Di tengah panasnya polemik tersebut, tiba-tiba seorang pria mengaku sebagai auditor BPK merekam video menantang Gubernur DKI Jakarta Ahok untuk berduel. Pria bernama Imam Supriadi itu bahkan mengumpat Ahok dengan kata-kata kasar dan rasis.

Dalam video berdurasi 5 menit 30 detik itu, Imam mengenakan kaus kerah bertuliskan BPK-RI. Ia juga mengenakan topi hitam bertuliskan BPK-RI.

"Ahok, Anda sudah kenal saya pada waktu saya datang ke ruangan Anda berdua. Siapa pun Anda maki-maki, siapa pun Anda tantang, terakhir Anda menantang Ketua Badan Pemeriksa Keuangan. Itu atasan saya," ujar Imam dalam rekaman video yang didapat Liputan6.com, Jumat 15 April 2016.

Imam lalu meminta gubernur bernama asli Basuki Tjahaja Purnama itu tidak menantang Ketua BPK Harry Azhar Azis. "Tapi tantanglah saya, Ahok," kata dia.

"Siapkan diri Anda di Bundaran HI. Saya tantang Anda duel sampai mampus," ucap Imam dengan nada keras.

Staf SDM BPK Imam Supriadi (kanan) di kantor Gubernur DKI Jakarta Ahok. (Facebook)

Imam dikenal sebagai sosok yang sering bertingkah laku aneh. Hal tersebut terkuak saat Liputan6.com mencoba menggali informasi tentang sosok Imam Supriadi di BPK.

"Saya tidak pernah bertemu langsung, tapi ada teman yang pernah di bagian SDM bilang ya orangnya gitu (aneh) suka marah-marah sendiri," kata sumber di BPK, Jakarta, Jumat 15 April 2016.

Sumber tersebut mengatakan, setelah beredarnya video itu, Imam Supriadi justru membuka perilakunya yang selama ini tak pernah diungkap pegawai BPK.

"Iya pas ada kejadian ini jadi banyak orang ngomongin, kayak ada yang bilang iya tuh pernah yang satu lift dengan dia tiba-tiba ngomong enggak nyambung atau kalau telepon marah-marah enggak jelas," ujar dia.

Tak hanya itu, dalam akun Facebook‎ miliknya, Imam Supriadi juga kerap mem-posting gambar-gambar yang tidak biasa.

"Coba saja lihat Facebook-nya, mau nyalon jadi gubernur dari jalur independen gitu. Macam-macamlah," tutup sumber tersebut.

Penelusuran Liputan6.com di akun Facebook-nya, Imam tengah bersiap untuk mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta 2017. Saat ini, Imam tengah mengumpulkan dukungan warga Ibu Kota untuk dapat maju sebagai calon gubernur lewat jalur independen.

"Pengumuman dan pemberitahuan kepada teman-teman yang ingin menghadiri acara deklarasi saya sebagai calon gubernur DKI tahun 2017. Insha Allah bertempat di gedung Dewan Pers di Jalan Kebon Sirih - Jakarta Pusat. Hari dan tanggal: insha Allah di minggu ini April 2016," tulis Imam di Facebook-nya.

Selain itu, ia menuliskan sejumlah program kerjanya bila terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta menggantikan Ahok. Bahkan, Imam mengajak siapa pun untuk menjadi pendukung dan relawannya.

"Bagi ikhwan wa akhwat yang ingin menjadi pendukung atau Relawan saya untuk PILKADA DKI. Saya maju di Jalur Independent sebagai CAGUB DKI. Terima kasih atas partisipasinya dan juga do'anya. Semoga Allah membalas kebaikan kalan semua..aamiin ya robbal'alamin," tulis Imam.

BPK Terkejut

Gedung Badan Pemeriksa Keuangan (Istimewa)

Kepala Biro Humas dan KSI BPK Raden Yudi Ramdan Budiman‎ ‎mengakui Imam Supardi memang pegawai BPK namun bukan auditor. Ia pun terkejut saat melihat rekaman video Imam Supardi yang juga mengumpat Ahok dengan kata-kata kasar dan rasis.

"Saya saja kaget. Begitu kita lihat videonya, ini lagi serius tiba-tiba saja ada yang perlu diklarifikasi. Jadi, begini Imam Supriadi ini bukan auditor BPK, dia staf di biro SDM BPK," kata Yudi di Gedung BPK, Jakarta, Jumat 15 April 2016.

Imam Supriadi, jelas dia, adalah salah satu pegawai senior di BPK. "Beliau sekitar 2 tahun lagi mau pensiun. Itu pertama status bersangkutan," kata Yudi.

BPK bertindak cepat usai mengetahui video tantangan anak buahnya.‎

"Begitu kami mendapat laporan dari inspektorat utama, Pak Imam ini sedang diproses," kata dia.

Menurut dia, BPK akan memproses secara internal terlebih dulu, sebelum memutuskan akan melaporkannya ke kepolisian. Terlebih, Imam bisa saja dijerat dengan dugaan pencemaran nama baik BPK dengan menantang duel Ahok.

"Itu internalnya ya. Jadi hari ini telah melayangkan surat untuk memanggil yang bersangkutan. Kemudian akan diperiksa sesuai ketentuan karena kontennya memang kurang tepat," tutur Yudi.

Selain itu, Sekretaris Jenderal BPK Hendar Ristriawan telah menyurati Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) agar video Imam Supardi yang diunggah di Youtube segera diblokir.

"Tadi pukul 08.00 WIB Sekjen BPK melayangkan surat kepada Kemenkoinfo untuk melayangkan pemblokiran konten ini dengan alasan  mengganggu, dan tidak sesuai dengan UU ITE karena tidak proporsional," Yudi menandaskan.

Ketua BPK RI, Harry Azhar Azis, saat melakukan pertemuan dengan Irman Gusman di ruang Pimpinan DPD RI, Gedung Parlemen, Jakarta, Jumat (14/11/2014). (Liputan6.com/Andrian M Tunay)

Sikap Pribadi

BPK mengakui Imam Supriadi si penantang Gubernur DKI Jakarta Ahok adalah pegawainya. Namun, pernyataan Imam yang mengumpat Ahok dengan kata kasar dan rasis dalam video yang diunggahnya di laman berbagi video, murni sikap pribadi.

BPK pun telah menyurati Kementerian Komunikasi dan Informatika agar memblokir video tersebut.

‎"Dalam surat itu, pandangan, sikap, pernyataan yang bersangkutan bukan representasi lembaga BPK. Itu adalah individu yang bersangkutan. Jadi, kita langsung ambil sikap," Kepala Biro Humas dan KSI BPK Raden Yudi Ramdan Budiman.

Imam Supriadi adalah pegawai senior BPK yang bertugas sebagai staf SDM dan bukan auditor. Yudi mengakui pihaknya terkejut dengan video Imam Supriadi‎ yang menantang mantan Bupati Belitung Timur dengan kata-kata kasar dan rasis.

"Begitu saya dapat, sangat terkejut. Kami juga kaget. Jangan kan media, kami juga kaget," ujar Yudi.

Yudi mengaku tidak tahu motif Imam Supriadi. Saat dia menelepon ke Imam, nomor yang bersangkutan tidak bisa dihubungi.‎ Namun yang pasti, dia menegaskan pihak inspektorat BPK telah melayangkan surat dan segera menindak Imam Supriadi.

Ahok Anggap Hanya Bualan

Gubernur DKI Jakarta Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama berada di ruang tunggu Gedung KPK, Jakarta, Selasa (12/4). Ahok memenuhi panggilan KPK untuk dimintai keterangan dalam penyelidikan dugaan korupsi pembelian lahan Sumber Waras. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Gubernur DKI Jakarta Ahok menolak untuk menanggapi tantangan duel tersebut.

"Saya enggak mau ngomong itu (BPK) lagi. Enggak usah ngomong itu lagi, enggak usah," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Jumat (15/4/2016).

"Saya bukan orang yang pengecut," sebut dia.

Menurut dia, selama ini, banyak tantangan yang hanya bualan. Sebab, tak ada yang menepati janji tantangan tersebut.

"Karena sudah banyak yang janji, misal Jokowi jadi presiden, ada yang mau jalan kaki ke Solo. Kagak dilakuin. Yang janji mau gantung di Monas kagak dilakuin, yang mau terjun dari Monas juga belum dilakuin," ucap Ahok.

Tidak hanya itu, sebelumnya Ahok juga mendapat tantangan potong kuping jika berani menggugat BPK terkait kasus RS Sumber Waras.

Tantangan dari Abraham Lunggana atau Lulung. Dia mengaku siap memotong salah satu anggota tubuhnya jika Ahok menuntut Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

"Kalau berani, bilang Ahok, gue potong kuping gue. Haji Lulung minta dipotong. Kalau dia berani nih ke pengadilan tuntut BPK, potong kuping saya. Enggak bakal berani," kata Lulung di Kampus Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis 14 April 2016.

Ahok dan Haji Lulung.

Pernyataan itu muncul tatkala Lulung menantang Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok untuk melaporkan BPK ke pengadilan. Hal itu karena dia menilai Ahok telah mengklaim BPK berbohong dalam kasus pembelian lahan RS Sumber Waras.

"Begini, Ahok itu jangan mencari kebenaran sendiri. BPK bohong? Harry Azhar (Ketua BPK) kalau bohong tuntut dong ke pengadilan. Tanya sama Ahok, berani enggak tuntut ke pengadilan. Ahok pasti enggak berani karena BPK benar. Yakin saya. Jangan cari pencitraan dan pembenaran sendiri," kata Lulung.

Terkait itu, Ahok menanggapinya santai. Dia menanyakan kuping mana yang bakal dipotong oleh Haji Lulung.

"Tanya dulu, iris kupingnya sampai di mana? sampe putus atau dikit," ujar Ahok di Balai Kota, Jumat 15 April 2016.

Menurut Ahok, sudah banyak tantangan palsu yang dilontarkan beberapa pihak. Dia mencontohkan kader Gerindra Habiburokhman yang menyatakan akan melompat dari Monas jika TemanAhok dapat mengumpulkan KTP dukungan 1 juta.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini