Sukses


MPR Sosialisasi 4 Pilar dengan Keroncong

Ketua MPR Zulkifi Hasan menilai musik keroncong memiliki nilai yang tinggi, mengandung etika, dan kesederhanaan.

Liputan6.com, Jakarta - Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) kembali menyosialisasikan 4 Pilar Kebangsaan. Namun kali ini ada yang berbeda. Bila sosialisasi kerap dilakukan melalui seminar dan diskusi, kali ini dengan menggunakan musik keroncong.

Ketua MPR Zulkifli Hasan pun mengapresiasi acara sosialisasi yang digagas Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang.

"Bersama-sama dengan MPR Sosialisasi 4 Pilar melalui musik keroncong. Saya bilang setuju, lebih cepat lebih baik karena suatu kehormatan bagi kami MPR bersama komunitas dan yayasan musik keroncong melaksanakan acara ini," ujar Zulkifli di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Kamis (14/4/2016).

Ia menuturkan, musik keroncong memiliki nilai tinggi, mengandung etika, kesederhanaan, serta sebagai senjata perjuangan kemerdekaan dari zaman penjajahan sampai saat ini.


"Saya apresiasi Sundari Soekotjo (penyanyi keroncong) menyelenggarakan acara ini bersama dengan MPR sosialisasi 4 pilar kebangsaan dan kenegaraan," tutur Zulkifli.

Di tempat yang sama, Sundari Soekotjo berterimakasih karena MPR menyosialisasikan 4 Pilar Kebangsaan dengan musik keroncong. Dia berharap, keroncong tidak punah.

"Saya berupaya agar keroncong tidak punah, ini budaya kontemporer. Saya sampaikan rasa terima kasih saya kepada MPR karena turut melestarikan musik keroncong dan melaksanakan Sosialisasi 4 Pilar," tutur Sundari yang turut menyumbangan suaranya dalam acara sosialisasi.

Acara sosialisasi 4 Pilar dengan keroncong ini, masuk dalam Museum Rekor Indonesia (Muri). Direktur Muri Jaya Suprana ingin agar keroncong didaftarkan ke United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) atau Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB.

"Mereka di dunia tidak punya keroncong, keroncong hanya ada di Indonesia dan keroncong sedang dicanangkan akan dicalonkan ke PBB sebagai warisan kebudayaan Indonesia yang diakui dunia," ujar Jaya Suprana.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.