Sukses

JK: Ternyata PPP Hanya Bisa Bersatu di Asrama Haji

Menurut JK, tak penting di mana muktamar digelar, yang pasti muktamar ini dapat menjadi pemersatu dua kubu PPP yang masih berseteru.

Liputan6.com, Jakarta - Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta Timur dipilih Partai Persatuan Pembangunan (PPP) untuk melaksanakan Muktamar VIII. Namun, tempat pelaksanaan Muktamar ini menjadi sorotan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Sebelumnya, Muktamar VII PPP tahun 2011 digelar di Hotel Panghegar, Bandung, Jawa Barat. Sedangkan Muktamar PPP 2014 yang menetapkan Djan Faridz sebagai ketua umum digelar di Hotel Sahid, Jakarta. Adapun Muktamar PPP tahun 2014 yang menetapkan Romahurmuziy (Romi) sebagai ketua umum digelar di Hotel Empire Palace, Surabaya, Jawa Timur.

‎"Masing-masing turun pangkat dari tidur di hotel, sekarang terpaksa Asrama Haji," kata JK saat memberikan sambutannya di acara penutupan Muktamar VIII PPP di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Minggu (10/4/2016).

Meski demikian, JK tidak mempermasalahkan Asrama Haji yang dipilih PPP untuk acara Muktamar. Yang terpenting, tegas dia, forum muktamar ini dapat menjadi pemersatu dua kubu partai yang masih berseteru.

"Apalagi sama-sama Kabah, urusan haji kan Kabah juga, jadi tepatlah. Ternyata PPP hanya bisa bersatu di Asrama Haji. Siapa suruh bikin lambang Kabah kan, dari Kabah ke Kabah," tutur JK diikuti gelak tawa seluruh kader PPP yang hadir.

 

Sebelumnya, Muktamar VIII menetapkan Muhammad Romahurmuziy alias Romi sebagai Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang baru. Romi terpilih secara aklamasi setelah disepakati oleh peserta muktamar melalui Sidang Paripurna Pemilihan Ketua Umum dan Ketua Formatur.

"Apakah sepakat dengan nama saudara Ir Muhammad Romahurmuziy?" tanya Ketua Sidang Suharso Monoarfa yang langsung disambut kata sepakat dan sorak sorai peserta sidang di arena Muktamar VIII, Sabtu 9 April kemarin.

Suharso pun langsung mengetuk palu tanda pengesahan Romi sebagai Ketua Umum PPP periode 2016-2020.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini