Sukses

PDIP: Membangun Bangsa Harus Kolektif, Tak Bisa Perseorangan

Dan terhadap adanya fenomena calon perseorangan itu, PDI Perjuangan menjadikannya sebagai otokritik.

Liputan6.com, Jakarta - Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa pendidikan kader yang terus dilakukan partainya adalah untuk menanamkan semangat kolektivitas sebagai partai ideologis.

Dengan pemahaman dan semangat kolektif itulah, ketika mereka ditugaskan partai untuk duduk di eksekutif maupun legislatif punya kesadaran bahwa untuk membangun bangsa ini haruslah dengan gotong royong atau kolektivitas.

"Tidak bisa membangun suatu pemerintahan, baik itu di daerah jika dilakukan dengan perseorangan," kata Hasto saat memberikan pengarahan dalam acara Pendidikan Kader Pratama DPC PDI Perjuangan Kota Yogyakarta di Wisma Sejahtera III, Sleman, Yogyakarta, Jumat (1/4/2016).

Sebagai partai ideologis, kata dia, sudah tentu dalam menghadapi setiap hajatan demokrasi menggunakan jalan kepartaian karena jalan itulah yang secara moral dan ideologis bisa dipertanggungjawabkan.

Hasto menegaskan, apa yang menjadi prinsip partainya bukan berarti anti terhadap perseorangan, mengingat hal itu memang sudah diatur dalam konstitusi. Dan terhadap adanya fenomena perseorangan itu, PDI Perjuangan menjadikannya sebagai otokritik.

"Tetapi kami meyakini bahwa jalan kepartaian itulah yang selama ini punya sejarah panjang bisa melahirkan pemimpin dari generasi ke generasi," ujar dia.

"Bagi PDI Perjuangan, kami percaya melalui demokrasi kepartaian inilah bisa berjuang memperjuangkan ideologi. Namun begitu, kita menghormati mereka yang memilih jalur perseorangan," tambah Hasto.

 

Sebagai gambaran atas keberhasilan PDI Perjuangan dalam melahirkan pemimpin, di tingkat nasional ada Presiden Joko Widodo dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat.

Kemudian, di tingkat daerah, dari 10 kepala daerah yang tingkat keterpilihannya di atas 80 persen, sembilan di antaranya diusung oleh PDI Perjuangan. Daerah-daerah itu adalah Kabupaten Ngawi, Kota Blitar, Kabupaten Kediri, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Banyuwangi, Bandarlampung, Kota Surabaya, Sukoharjo, dan Denpasar.

Pelatihan Kader

Sementara itu, Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan DIY Eko Suwanto mengatakan, menyambut program kerja DPP PDI Perjuangan yang memprioritaskan pendidikan dan pelatihan bagi kader.

"Kita sampaikan terima kasih Jogja dipercaya menjadi salah satu tempat Sekolah Partai dengan lahan 35.000 m2 di Bantul yang akan didukung sistem pendidikan, kurikulum, perpustakaan dan pengajar yang bagus," ujar Eko, politisi muda PDI Perjuangan DIY.

Sebagai partai ideologis yang lahir dari perjuangan rakyat, kata Eko, PDI Perjuangan bertekad untuk terus melahirkan kader yang dalam praktiknya menghayati ajaran-ajaran Bung Karno dengan hidup mengabdi, jujur, melayani rakyat serta tegas dan antikorupsi.

"Kaderisasi menjadi kunci keberhasilan kader. Beberapa contoh di antaranya Djarot Syaiful Hidayat yang 10 tahun jadi Wali Kota Blitar, Hasto Wardoyo di Kulonprogo, juga Hadi Rudyatmo di Solo, adalah kepala daerah dari PDI Perjuangan yang memberikan keteladanan bagaimana mengelola kekuasaan secara baik," kata Eko.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.