Sukses

Kapten Kapal yang Disandera Kelompok Abu Sayyaf Tak Bisa Dikontak

Pelaut Sangihe melaporkan bahwa mereka telah kehilangan rekan-rekannya dari Kapal Tugboat Brahma 12 yang dinahkodai Peter Tonsen Barahama.

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 10 awak kapal diduga disandera kelompok garis keras asal Filipina Abu Sayyaf akhir pekan lalu. Namun sampai saat ini Polda Sulawesi Utara belum mendapat informasi soal kabar ini.

"Kami belum dapat informasi resmi," kata Kabid Humas Polda Sulut Wilson Damanik kepada Liputan6.com di Manado, Selasa (29/3/2016).

Sementara, para pelaut asal Sangihe melaporkan bahwa mereka kehilangan rekan-rekannya dari Kapal Tugboat Brahma 12 yang dinakhodai Peter Tonsen Barahama. Sampai saat ini, sang kapten tak dapat dihubungi rekan sesama pelaut.

"Sampai saat ini Opo panggilan akrab Peter Tonsen belum bisa dihubungi," ujar Welmy Loway, seorang pelaut asal Sangihe.


Welmi bersama sejumlah pelaut meminta agar pihak terkait seperti Kementerian Luar Negeri, Pemerintah Daerah Sangihe, dan Pemerintah Daerah Sitaro untuk segera mengecek dan membantu membebaskan kapten kapal bersama kru lainnya.

Menurut Wilson, berita ini tersebar pertama kalinya pada Senin 28 Maret 2016. Sebab akun media sosial milik beberapa warga yang berprofesi sebagai pelaut menuliskan bahwa mereka kehilangan teman-teman mereka di salah satu kapal yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina.

Dalam akun grup itu tertulis:

"Ini FB kapten kapal Tugboat Brahma 12 dari Banjarmasin tujuan Filipina. Semua kru ditahan Abu Sayyaf, doakan ya kawan-kawan semoga semua crew dalam lindungan TYME. Kalau tidak salah kemarin kapalnya ditahan Abu Sayyaf."

Sejumlah pelaut menerima informasi tersebut setelah melihat akun Facebook milik kapten kapal tersebut, Peter Tonsen Barahama, yang berasal dari Sangihe, Sulawesi Utara.

Kapal Tugboat Brahma 12 adalah milik perusahan Patria Maritim Line. Kapal diduga ditangkap Kelompok Abu Sayyaf di sekitar Pulau Jolo.

Kabar yang berkembang, semua kru telah dibawa ke darat oleh kelompok Abu Sayyaf. Mereka meminta uang tebusan 50 juta peso atau setara Rp 14 miliar. Saat ini, sedang dilakukan negosiasi oleh pihak perusahaan dengan Kelompok Abu Sayyaf.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini