Sukses

Top 3: Bayi Dikasih Obat Penenang Saat Mengemis

Simak Top 3 News edisi Sabtu sore, 26 Maret 2016.

Liputan6.com, Jakarta - Sindikat eksploitasi anak di kawasan Blok M dan sekitarnya terungkap kepolisian. Dari pengungkapan ini, 4 orang telah ditetapkan sebagai tersangka, yakni NH (43), I (35), ER (27), dan SM (18).

Mereka diduga membawa bayi untuk ikut mengemis di jalan. Bayi malang itu rupanya sudah diberi obat tidur agar tenang dan tidak menangis saat mengemis di jalan.

Selain itu, musisi Ahmad Dhani tak mau berduet dengan Ahok dalam Pilkada DKI 2017, turut menyita perhatian banyak pembaca di Liputan6.com, terutama kanal News hingga Sabtu (26/3/2016) sore.

Berikut berita-berita terpopuler yang terangkum dalam Top 3 News.

1. Eksploitasi Anak, Bayi 6 Bulan Diberi Obat Penenang Saat Mengemis

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Erlinda (kedua kanan) memberikan keterangan pers di Mapolres Jaksel, Jum'at (25/3). KPAI meminta polisi bertindak tegas kepada pelaku perdagangan dan eksploitasi anak (Liputan6.com/Faisal R Syam)

Polres Metro Jakarta Selatan mengungkap sindikat eksploitasi anak di Kawasan Blok M dan sekitarnya. Dari pengungkapan ini, 4 orang telah ditetapkan sebagai tersangka yakni NH (43), I (35), ER (27), dan SM (18).

"Pada saat pengungkapan pertama, kita lakukan operasi di Jakarta Selatan. Dari situ kita dapat 17 anak dan 8 orang tua. Tersangka 4," kata Kepala Polrestro Jakarta Selatan, Kombes Wahyu Hadiningrat di Mapolrestro Jakarta Selatan, Jumat 25 Maret 2016.

Selain itu, lanjut Wahyu, ada 1 korban lagi, yakni bayi berusia 6 bulan. Di mana saat itu, bayi tersebut dibawa untuk ikut mengemis di jalan. Bayi malang itu rupanya sudah diberi obat tidur agar tenang dan tidak menangis saat mengemis di jalan.

"Pada saat praktik di jalan oleh orang yang membawa itu, diberi obat penenang supaya dia tenang. Satu butir obat itu dibagi 4, 1 butir untuk 2 hari. Jadi obat penenang ini supaya tenang dan tidak rewel saat melakukan pekerjaannya. Apabila anaknya tidak mau, ada tindakan kekerasan dari orang tersebut," kata dia.

Selengkapnya baca di sini...

2. Dhani: Meski Dibayar Rp 2 Triliun, Saya Gak Mau Jadi Wakil Ahok

Ahmad Dhani saat jumpa pers di kediamannya, Jakarta, Senin (14/3). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Musisi Ahmad Dhani bersafari politik ke sejumlah tokoh dan bakal calon (balon) gubernur DKI. Langkah itu dilakukan untuk menggalang dukungan seiring keikutsertaannya dalam bursa Pilkada DKI 2017 melalui Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Beberapa balon gubernur DKI seperti Yusril Ihza Mahendra dan Sandiaga Uno telah bertemu 4 mata dengan Dhani. Namun, dia menegaskan, tidak akan melakukan safari politik ke calon petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Dhani menyadari dirinya tidak mungkin berduet dengan Ahok dalam Pilkada DKI 2017 nanti. Sebab selain beda ideologi, ia dan Ahok juga tidak memiliki kesamaan visi dan misi dalam membangun Jakarta.

"Kalau kita sudah jelas, sudah enggak mungkin aja dengan Ahok," ujar Dhani saat silaturahmi di kediaman ibunda Sandiaga Uno di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat 25 Maret 2016.

Selengkapnya baca di sini...

3. Jejak Santoso di Jejaring Teror Poso

Tidak adanya suplai logistik membuat kelompok teroris Santoso kelaparan dan terjepit (Istimewa)

Pengungkapan jejaring teroris Bom Bali Amrozi cs tidak membuat kelompok-kelompok teroris meredup. Sel-sel teroris muncul di beberapa daerah. Meski bergerak dalam kelompok kecil, mereka berupaya menunjukkan tajinya. Target yang disasar adalah aparat dan objek-objek domestik dengan 'kemasan' jihad melawan Thagut.

Terbongkarnya pelatihan para militer di pegunungan Jalin Jantho, Aceh 2010 lalu membuat sel-sel yang tersisa memilih daerah lain sebagai penegakan Daulah Islamiyah. Poso terpilih sebagai daerah dalam upaya menegakkan cita-cita kelompok teroris tersebut sekaligus penyaluran hasrat para 'jihadi' setelah kegagalan di Jantho, Aceh Besar.

Sedikit mengulas, dalam pengungkapan di Jantho, 59 teroris yang tengah berlatih para militer ditangkap. Tercatat 13 orang tewas termasuk Dulmatin, salah seorang di balik Bom Bali 2002 yang pernah ikut dalam pemberontakan di Mindanaou, Filipina bagian selatan. Namun, tidak sedikit juga yang melarikan diri dalam penggerebekan tersebut.

Selengkapnya baca di sini...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini