Sukses

Penampakan Santoso di Tengah Kelaparan dan Kepungan Aparat

Aparat optimistis penangkapan Santoso tinggal menunggu waktu

Liputan6.com, Jakarta - Teroris Santoso menjadi buruan bersama aparat TNI-Polri dengan sandi operasi Tinombala, kelanjutan dari operasi Camar Maleo. Posisinya terkepung dan kelaparan di pegunungan di barat daya Poso.

"Kekuatan mereka tidak besar, hanya 25 atau 32 orang maksimal," kata Wakil Kapolda Sulawesi Tengah yang juga Kepala Satuan Tugas Operasi Tinombala, Komisaris Besar Leo Bona Lubis, saat berbincang dengan Liputan6.com, Kamis (24/3/2016).

Jumlah tersebut termasuk dua orang warga negara asing dari Xinjiang, China. Menurut Leo, warga Xinjiang itu sebenarnya enam orang. Namun, empat lainnya tewas dalam baku tembak dengan aparat.

Tidak adanya suplai logistik membuat kelompok teroris Santoso kelaparan dan terjepit (Istimewa)

"Yang terakhir kena kontak tembak dan satunya lagi ditemukan tenggelam saat melarikan diri," kata alumnus Akpol 1990 ini.

Posisi mereka, kata Leo, saat ini terjepit dan berada di pegunungan Napu. Selain itu, kelompok bersenjata ini didera perpecahan di internal mereka sendiri. Sebab, sebagian dari kelompok tersebut sudah tidak sepaham dengan Santoso.

"Sampai Santoso mengeluarkan fatwa akan membunuh mereka yang melarikan diri," beber Leo.

Apalagi, masyarakat pedesaan tidak memberikan dukungan kepada aktivitas kelompok Santoso Cs.

Tidak adanya suplai logistik membuat kelompok teroris Santoso kelaparan dan terjepit (Istimewa)

Guna memenuhi kebutuhan makan-minum, Santoso Cs bergantung pada ladang masyarakat. Termasuk memakan hewan endemik Sulawesi, Anoa. Hal ini disebabkan strategi aparat yang menangkapi satu per satu kurir logistik Santoso. Sehingga persediaan untuk bertahan hidup kelompok ini kian tipis.

Dari foto yang didapat Liputan6.com, tampak Santoso berambut panjang. Senapan otomatis di tangan. Sementara rompi untuk menyimpan magazin terpasang di badannya, lengkap dengan granat di pundaknya.

"Santoso saat ini sudah keluar dari wilayah bertahannya, tinggal tunggu waktu saja," kata Leo.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini