Sukses

Wakil Ketua DPR: Sejarah Wiji Thukul Harus Diluruskan

Wiji Thukul, aktivis yang kerap kali berseberangan dengan pemerintah di masa Orde Baru, mendapatkan penghargaan dari Xanana Gusmao.

Liputan6.com, Jakarta - Wiji Thukul, aktivis yang kerap kali berseberangan dengan pemerintah di masa Orde Baru, mendapatkan penghargaan dari Xanana Gusmao. Mantan Perdana Menteri dan Presiden Timor Leste itu mewakili Brigada Negra, kelompok tentara klandestin bagian dari Falintil, cikal bakal militer negeri itu.

Xanana menyerahkan piagam penghargaan dalam posisinya sebagai mantan Panglima Falintil. Thukul, yang hingga kini keberadaannya tak diketahui, mendapat penghargaan karena merupakan bagian dari Partai Rakyat Demokratik (PRD) yang dahulu mendukung kemerdekaan Timor Leste.

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengatakan, kebenaran berita ini harus dicari tahu. Karena awalnya, hilangnya Thukul ini dikaitkan dengan penculikan aktivis.


"Kalau betul itu bahwa Wiji Thukul ternyata merakit bom dan wafat dalam pertempuran karena sedang berada di pihak musuh, maka orang yang membesar-besarkan isu bahwa dia diculik oleh aparat Indonesia dan dihilangkan oleh aparat Indonesia harus dihukum itu," ujar Fahri di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Senin 21 Maret 2016.

Sebab, lanjut dia, kalau benar ternyata Thukul tidak diculik, maka ini adalah black mail terhadap negara khususnya institusi militer Indonesia.

"Saya kira perlu klarifikasi, keluarga Wiji dan orang yang selama ini mendukung termasuk LSM yang selama ini besar juga melalui isu dia, semuanya itu harus bicara apa adanya," papar Fahri.

Namun, kata Fahri, jika ada sejarah yang keliru maka publik jangan menyalahkan negara.

"Harus diluruskan (sejarah), kan jangan sampai sejarah diluruskan selalu dianggap menyalahkan negara, tapi begitu ada gerakan sipil yang keliru ya juga harus diluruskan," tandas Fahri.

Penghargaan kepada Wiji Thukul diberikan di sela seminar "Konferensi Internasional Kedaulatan Laut Timor-Leste adalah Hak yang Tak Terbantahkan" yang digelar pada 16 Maret 2016 lalu di Ibu Kota Dili.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini