Sukses

Suka Haji Lulung, Ban Serep Pentolan Tanah Abang Maju Pilkada

Kisruh internal PPP berbuah ide melahirkan gerakan relawan Suka Haji Lulung.

Liputan6.com, Jakarta - "Saya kenal Bang Haji, sejak saya kuliah. Waktu itu saya aktif di pergerakan mahasiswa Betawi, dia aktif berdiskusi dengan kami, masih belum terkenal seperti sekarang."

Pernyataan itu dilontarkan Dany Kusuma kala membuka perbincangan dengan Liputan6.com, Kamis 17 Maret 2016, di posko gerakan 'Suara Kami (Suka) Haji ' di kawasan Tanah Abang, JakartaLulung Pusat.

Dany terbersit kenangan awal saat dirinya berjumpa dengan Lulung, mantan penguasa Tanah Abang dan saat ini banting setir menjadi legislator PPP.

Dany adalah pencetus gerakan 'Suka Haji Lulung'. Sebuah gerakan independen yang menjadi lapis kedua dari motor perebut simpatik warga Jakarta untuk pencalonan Lulung maju di bursa Pilkada DKI Jakarta 2017.

Lahirnya gerakan 'Suka Haji Lulung', diakui Dany, terlontar sekitar 10 hari lalu. Dia dan 5 temannya berdiskusi soal politik dan peta kekuatan calon-calon Gubernur Ibu kota. Lalu, tercetus untuk membentuk kelompok relawan untuk menggalang dukungan terhadap Lulung. Gayung bersambut, teman-temannya yang kala itu berdiskusi menyetujui gerakan yang dimaksud. Hingga lahirlah 'Suka Haji Lulung'.

Setelah TemanAhok, muncul Suka Haji Lulung, sebuah akun media sosial yang menampilkan kegiatan Abraham 'Lulung' Lunggana (Path 'Suka Haji Lulung')

"Kami tetap berharap Bang Haji maju dari partai, tapi sekarang kan kita juga tahu PPP masih kisruh. Ini (Suka Haji Lulung) adalah opsi kedua, untuk mengusung Bang Haji jadi gubernur dari jalur independen dan kami sudah mulai bergerak dari kemarin," lanjut Dany.

Dany, mengenal Lulung sejak masih bujangan hingga kini berkeluarga dan punya 2 anak. Menurut Dany, awalnya ia tak menjadi pendukung fanatik Haji Lulung. Hanya teman diskusi dan ngopi.

"Sejak 2003 sampai tahun 2014, saya hanya teman diskusi Bang Haji, saya belum tertarik untuk terlibat langsung. Tapi di akhir tahun 2014, saya ikut dia hingga ke rumah-rumah warga yang dikunjungi," ucap Dany.

Tak jarang dia harus rela pulang larut, sebab menurut Dany, Lulung suka sekali berdiskusi. Menemani Lulung sudah dilakoni Dany sejak 2014 lalu. Setelah 10 tahun enggan terlibat dengan percaturan politik, Dany akhirnya bergerak dan memilih menjadi orang-orang yang berdiri di belakang Lulung.

"Ini yang membuat saya jatuh hati, dia enggak merasa paling benar, enggak merasa paling jago, enggak merasa paling hebat, tapi mau mendengar. Saya saja yang jauh lebih muda dari dia, selalu didengar saran yang saya sampaikan, apalagi masyarakat, kalau sudah diajak berdialog sama masyarakat, pulangnya bisa sampai pukul 01.00 WIB," kenang Dany.

Seiring waktu berjalan, bagi Dany, Lulung dianggap bukan sekadar teman. Lambat laun dia kesengsem semakin dalam pada sosok Lulung. Baginya, Lulung bak abang kandungnya.

"Bukan karena bantuan dan segala macam, tapi karena dia enggak otoriter, mau belajar, sering meminta masukan, enggak antikritik dan mengemukakan dialog saat ada masalah," kata Dany.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.