Sukses

2 Terduga Teroris Ditembak Mati Berada di Poso Sejak 2014

Satgas berharap Santoso cs akan tertangkap dalam waktu dekat.

Liputan6.com, Jakarta - Tim Satgas Operasi Tinombala menangkap dua terduga teroris kelompok Mujahid Indonesia Timur (MIT) di ‎Poso, Sulawesi Tengah. Dua terduga teroris itu ditangkap dalam kondisi tak bernyawa setelah baku tembak dengan aparat.

Kasatgas Operasi Tinombala Kombes Leo Bona Lubis mengatakan, berdasarkan data intelijen dan cek fisik, dua terduga teroris diduga merupakan warga Suku Uighur, Tiongkok. Namun demikian, pihaknya hingga kini belum bisa mengungkapkan identitas dua jenazah tersebut.

"Dua orang tewas ini kita belum bisa menyebutkan siapa. Tapi dari data-data yang bisa dilihat, dua ini orang Uighur," ujar Leo saat dihubungi dari Jakarta, Rabu (16/3/2016).

Dia juga tidak menjelaskan sejak kapan dua orang itu bergabung dengan kelompok MIT pimpinan Santoso alias Abu Wardah. Namun pihaknya sudah mengetahui keberadaan kedua orang tersebut sejak 2014.

"Sudah lama ya, sejak 2014 mereka sudah ada di sana," tutur Leo.

Kedua jenazah terduga teroris itu kini masih berada di RS Bhayangkara Palu. Keduanya tewas setelah tertembus timah panas petugas di bagian kepala dan perut. Pada baku tembak tersebut, Satgas Operasi Tinombala tidak ada yang terluka.

"Ada yang (tertembak) di kepala dan ada yang kena badannya. Dari Satgas sehat wal afiat semua," ucap Leo.

Ralat

Sementara terkait penemuan satu jasad di sungai, kata Leo, tidak ada kaitannya dengan baku tembak yang terjadi pada Selasa, 15 Maret 2016. Satu terduga teroris itu diduga tewas saat baku tembak pada 28 Februari 2016.

"Ada yang ditemukan di Sungai Lariang tanggal 1. Tapi jenazah belum bisa menyebutkan itu siapa, karena belum dapat antemortemnya," ungkap Leo.

"Tapi kalau melihat dari sungai ditemukannya, kurang lebih sama dengan penemuan pertama, ada kemungkinan itu dari kelompok mereka (Santoso)," ujar Leo.

Terjepit Sejak Februari

Dia menjelaskan Satgas sudah berhasil mengepung tempat persembunyian kelompok teroris pimpinan Santoso. Dia mengklaim pergerakan kelompok MIT ini sudah terjepit sejak Februari 2016.

Hingga sekarang Tim Satgas Tinombala belum bisa melakukan penyergapan di lokasi persembunyian kelompok MIT. Terlebih lantaran medan yang sulit. Ia berharap Santoso cs akan tertangkap dalam waktu dekat.

"Dari awal Februari mereka sudah terjepit, cuma memang situasi medan, itu yang kita belum bisa. Mudah-mudahan dalam waktu dekat (tertangkap)," ucap Leo.

Kekuatan kelompok Santoso, ujar dia, sudah semakin melemah. Apalagi beberapa kali anggota mereka yang berusaha memasok logistik ke atas gunung tertangkap aparat.

"Kita tidak bisa memastikan (jumlahnya), tapi perkiraan itu di antara 25-30 orang tinggal," pungkas Leo.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini