Sukses

Ribuan Sopir Bus dan Taksi Unjuk Rasa di Istana Hari Ini

Massa yang diperkirakan berjumlah 2 ribu orang ini akan memulai demonstrasi pada pukul 08.00 WIB.

Liputan6.com, Jakarta - Ribuan sopir taksi dan bus kota akan menggelar unjuk rasa di Istana hari ini. Massa yang diperkirakan berjumlah 2 ribu orang ini akan memulai demonstrasi pada pukul 08.00 WIB.

"Rencana unjuk rasa dari Persatuan Pengemudi Angkutan Darat (PPAD) pada hari Senin 14 Maret 2016 pukul 08.00 WIB," kata Kasubdit Bin Gakum Ditlantas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Budiyanto dalam keterangan tertulisnya, Minggu 13 Maret 2016.

Budiyanto menjelaskan, sasaran unjuk rasa ini antara lain Balai Kota DKI Jakarta, Istana Negara, dan kantor Kemenkominfo. Para pengunjuk rasa ini terdiri dari pengemudi angkutan taxi 800 orang, pengemudi angkutan bus kecil 200 orang.

"Dan pengemudi angkutan lingkungan 800 orang, serta pengemudi bus kota 200 orang," sambung dia.

Menurut Budiyanto, para sopir ini datang dari berbagai wilayah di Ibu Kota. Antara lain dari Kali Deres, Kampung Melayu, dan Duren Sawit.

"Pukul 09.00 WIB massa berkumpul di titik kumpul IRTI. Kendaraan bus, Metro Mini, Kopaja diparkir di IRTI dan Monas. Massa bergerak menuju Balai Kota DKI Jakarta, setibanya di Balai Kota DKI Jakarta," kata dia.


Budiyanto menyebutkan, perwakilan massa juga sudah dipersiapkan 15 orang yang akan menemui Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Mereka akan menolak apabila diterima oleh Kadishub DKI.

"Perwakilan akan menyampaikan aspirasi terkait Revisi Perda No 5 Tahun 2014 tentang usia kendaraan (peremajaan)," ujar dia.

Pada pukul 12.00 WIB, kata Budiyanto, rencana massa bergerak ke Istana, disepakati melalui pintu Monas barat daya atau patung kuda. Perwakilan juga sudah dipersiapkan 15 orang untuk menemui Presiden Joko Widodo atau Mensesneg Pratikno.

Aspirasi yang akan disampaikan, lanjut Budiyanto, terkait keberadaan angkutan ilegal menggunakan pelat hitam yang difasilitasi perusahaan jasa aplikasi.

Lalu, mendesak pemerintah untuk mengeluarkan segera Perpres atau Inpres, yang mengatur persoalan transportasi yang sebelumnya diatur oleh UU No 2 Tahun 2009 tentang lalu lintas.

"Aksi juga dilakukan serempak di wilayah Jabodetrabek, dalam bentuk pemasangan kain hitam di lengan kiri, yang menandakan matinya transportasi di Indonesia. Alat peraga yang akan dibawa spaduk, poster," papar dia.

Selama mediasi dan audensi berlangsung, Budiyanto menambahkan, kordinator lapangan akan membagi tugas, agar masa di luar tidak melakukan tindakan anarkis.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini