Sukses

Labora Merasa Diperlakukan Tidak Adil, Ini Jawaban Menkumham

Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly mengatakan, menurut pengakuan Labora, dirinya melarikan diri karena merasa diperlakukan tidak adil.

Liputan6.com, Jakarta - Pelarian Labora Sitorus berakhir setelah dia menyerahkan diri ke Mapolsek Sorong, Papua Barat. Narapidana kasus pencucian uang dan pembalakan liar itu kini mendekam di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Cipinang, Jakarta Timur.

Menteri Hukum dan HAM Yasonna Hamonangan Laoly mengatakan, menurut pengakuan Labora, dirinya melarikan diri karena merasa diperlakukan tidak adil. Namun, Menkumham tak menggubris alasan tersebut.

"Saya bilang, urusan tidak adil itu bukan urusan kita, itu urusan hukum. Kami tuh kalau sudah dieksekusi ditaruh di kita, kita harus laksanakan. Kalau belum keluar dari situ kita harus cari masukin lagi di dalam (Lapas), itu persoalan Beliau," tutur Yasonna kepada Liputan6.com saat sidak di Lapas Salemba, Jakarta, Rabu (9/3/2016)..

Seharusnya, lanjut dia, persoalan penahanan Labora ini sudah selesai beberapa bulan yang lalu tepatnya pada akhir Desember. Tetapi belum terlaksana karena saat itu aparat kepolisian sedang konsentrasi mengamankan pilkada serentak.

"Pengalaman waktu itu mau mengeksekusi Pak Labora, itu memerlukan banyak personel dan pengamanan karena beliau itu sangat dilindungi oleh kelompok-kelompok masyarakat, karyawannya yang masyarakat adat di sana, dan jujur saja ada juga oknum-oknum yang mungkin juga kerja sama dalam artian bisnis atau lain-lain," papar Yasonna.

 

"Urusan kita adalah bagaimana supaya Labora masuk kembali (dalam Lapas). Itu yang penting. Dan saya menghargai Pak Kapolri, Pak Wakapolri saya sudah kontak, Pak Kapolda saya sudah kontak, telepon secara pribadi mengucapkan terima kasih atas kerja samanya," sambung Yasonna.

Dia juga mengatakan, meski saat ini Labora ditempatkan di ruang isolasi yang tidak memiliki CCTV, keamanannya benar-benar dijaga.

"Kalau CCTV memang belum ada semua. Dana juga masalahnya. Kalau sudah diisolasi, ruangan itu gelap, paling CCTV-nya mengarah ke pintu, gang saja. Jadi bisa masuk di dalam dan itu kan temporer," ungkap Yasonna.

Dia menuturkan, bagaimanapun Labora harus diperlakukan seperti manusia biasa. "Sementara ini dia harus kita isolasi. Mungkin nanti kita pindahkan ke tempat lain yang lebih bisa diawasi," ucap Yasonna.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.