Sukses

Transjakarta Imbau Para Korban Pelecehan Sesama Pria Melapor

Penumpang Transjakarta diminta tidak ragu melapor soal pelecehan seksual agar kasus serupa tidak kembali terulang.

Liputan6.com, Jakarta - Pelecehan seksual di Transjakarta rupanya tidak hanya menimpa kaum perempuan. Baru-baru ini seorang pria mengaku menjadi korban pelecehan sesama jenis di angkutan massal tersebut.

Selaku pengelola, pihak Transjakarta mengimbau penumpang yang mendapatkan perlakuan tidak nyaman itu tidak ragu untuk melaporkan ke petugas on board yang berada di setiap bus.

"Iya jangan takut lapor ke petugas kami di lapangan," imbau Prasetya saat berbincang dengan Liputan6.com, Rabu (24/2/2016).

Sejumlah penumpang menunggu bus Transjakarta di Halte Harmoni, Jakarta, Rabu (6/1/2016). Mulai 17 Januari mendatang, penghuni rusunawa bisa gratis naik bus Transjakarta hanya dengan menunjukan KTP sesuai domisili rusun. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Petugas on board akan menindaklanjuti secara berjenjang ke Komandan Regu (Danru) atau Koordinator Lapangan (Korlap) yang bertugas. Masalah yang dialami tersebut kemudian didiskusikan di halte terdekat.

"Petugas on board kan tidak bisa meninggalkan bus. Nanti Danru yang akan menyelesaikan masalah ini. Biasanya korban akan ditanya mau diselesaikan dengan minta maaf atau lapor ke polisi," jelas Prasetya.

"Kalau mau diselesaikan melalui jalur hukum, petugas kami akan mengantar ke kantor polisi. Jadi kami sifatnya memfasilitasi saja," imbuh dia.

Berbagai langkah antisipasi sudah dilakukan Transjakarta untuk mengurangi risiko pelecehan seksual di dalam bus. Prasetya mencontohkan dengan pemisahan area perempuan dan umum. Petugas juga terus mengimbau penumpang di dalam bus.

"Kita imbau penumpang waspada, hati-hati. Kalau masih ada ruang di tempat perempuan bergeser lah, dan petugas selalu peduli dengan kondisi lingkungan," kata dia.

Penumpang wanita saat naik bus Transjakarta, Selasa (8/9/2015). PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) telah membentuk Tim Pengamanan Operasional untuk mengatasi kejahatan dan pelecehan seksual guna memberi rasa aman penumpang.(Liputan6.com/Faizal Fanani)

"Petugas kita di bus selalu menyuarakan hati-hati barang-barang Anda. Lalu bisa langsung datangi penumpang, mohon maaf ini untuk disabilitas. Kalau pelecehan kita tidak verbal lah kan jarang sekali terjadi," terang Prasetya.

Peristiwa tersebut menimpa seorang karyawan swasta yang berkantor di Blok M. Karyawan berinisial MB (35) itu menaiki bus dari Halte Sarinah. Peristiwa terjadi saat bus penuh penumpang di jam sibuk pergi kantor, Senin 22 Februari 2016.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.