Sukses

Memoar Kontroversial Pembunuh yang Jadikan Korbannya Pakan Babi

Dalam buku otobiografinya, si pembunuh berantai mengatakan ia tak bersalah dan jadi korban penjebakan.

Liputan6.com, British Columbia - Sebuah buku otobiografi yang ditulis oleh pembunuh berantai Kanada ditarik dari peredaran setelah menuai kontroversi.

Memoar itu ditulis oleh eks peternak babi yang kaya raya, Robert Pickton yang pada 2007 divonis bersalah atas pembunuhan 6 perempuan. Dakwaan terkait 20 kematian masih diproses.

Seorang teman satu selnya berhasil menyelundupkan buku itu keluar dari penjara, seperti dilaporkan CTV, dilansir dari BBC, Selasa (23/2/2016).

Pihak penerbit menarik buku itu dari Amazon dan meminta maaf kepada keluarga korban.

Pihak berwenang British Columbia sebelumnya bersumpah mencegah Pickton--yang bersikukuh tidak bersalah-- mencari keuntungan menjual bukunya. Memoar itu berjudul Pickton: In His Own Words.

 

Pihak berwenang British Columbia juga meminta Amazon menghentikan penjualan buku itu yang dirilis oleh Outskirts Press, sebuah perusahaan penerbitan yang membantu penulis menerbitkan bukunya sendiri.

Pengguna Amazon juga diminta menghapus 'wish list' dan memberi peringkat serendah mungkin.

Menteri Keselamatan Masyarakat Ralph Goodale mengatakan investigasi akan digelar untuk menguak bagaimana naskah Pickton bisa keluar dari penjara berkeamanan ketat.

Dalam buku itu, si pembunuh berantai mengatakan ia tak bersalah. Ia dijebak, seakan-akan jadi pembunuh oleh polisi Kanada.

Salah seorang keluarga korban mengatakan bukunya menyesatkan. Keluarga lainnya berharap orang yang telah membacanya  mengabaikan bualannya.

Persidangan Penuh Horor

Pickton dihukum seumur hidup tanpa kesempatan naik banding setelah membunuh 26 perempuan-- dari 69 yang masih hilang.

Ia membunuh mereka di peternakannya dan menjadikan jasad mereka pakan babinya.

Memoar Pembunuh Berantai Kanada Dikecam Keluarga Korban (canadian press)

Selama persidangan, jaksa mengklaim Pickton mengaku membunuh 49 orang kepada polisi yang menyamar sebagai tahanan.

Korban pertama hilang pada 1983 dan angkanya meningkat pada 1995. Polisi Kanada dituduh lamban menangani orang hilang itu karena sebagian besar korban adalah pecandu obat-obatan dan pekerja seksual komersial.

Polisi akhirnya menginvestigasi peternakannya tahun 2002 setelah menemukan beberapa sisa barang korban.

Ia ditangkap dan pada 2007, pemerintah Kanada menggelar sidang termahal dalam sejarah yang menghadirkan jumlah juri yang banyak.

Pengadilan itu mirip dengan adegan film horor karena kengerian yang dipaparkan sepanjang prosesnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini