Sukses


Hidayat MPR Sebut Nabi Palsu di Jombang Fenomena dari Gafatar

Hidayat mengatakan kehadiran ideologi nabi palsu menambah permasalahan di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang pria yang diketahui bernama Jari (40) warga Dusun Gempol Desa Karangpakis Kecamatan Kabuh Kabupaten Jombang, mengaku sebagai penerus Nabi Isa AS. Dia mengaku telah mendapatkan wahyu pada 2005 silam sebagai penerus Nabi Isa AS.

Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid menyatakan nabi palsu ini fenomena berikutnya dari Gafatar. Hal ini lantaran tokoh dari Gafatar, Musadeq juga pernah mengklaim dirinya sebagai nabi.

"Ini tugas negara, kementerian agama, juga tokoh-tokoh umat beragama, ormas-ormas dan pesantren untuk kemudian memaksimalkan misi mereka secara preventif memaksimalkan kerja dakwah dan pembinaan umat agar tidak lagi muncul-munculnya nabi palsu itu," kata Hidayat di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Jumat (19/2/2016).

 

Politikus PKS ini juga mengatakan kehadiran ideologi nabi palsu bukan menyajikan solusi namun menambah permasalahan di Indonesia.

"(Nabi palsu) Menimbulkan konflik antarumat beragama, menimbulkan ketidakpastian di tengah masyarakat," ujar Hidayat.

Karena itu dia menilai ini merupakan hal yang sangat penting untuk ditanggapi. Pemerintah dan tokoh agama seharusnya menghadirkan pencerahan maupun pembinaan agar masyarakat memahami bahwa beragama itu ada aturannya.

"Dan apabila aturan itu dilakukan lebih dari memadai, kita tidak memerlukan nabi baru karena ajaran nabi yang lama pun ajarannya belum dipahami dan dilaksanakan sepenuhnya," tutup Hidayat.

Bangun dari Tidur

Anggota Komisi VIII DPR Maman Imanulaq mengimbau kepada Jari agar terbangun dari tidurnya. Sebab dalam agama Islam, tak ada lagi Nabi atau Rasul setelah Nabi Muhammad SAW.

"Setelah Nabi Muhammad tidak ada lagi Nabi. Pemimpi seperti Jari akan bangun dari mengigaunya bila semua waspada‎," kata Maman Imanulhaq kepada Liputan6.com di Jakarta, Jumat (19/2/2016).

Politikus PKB ini mengimbau kepada pemerintah dan stakeholder terkait akar bisa melakukan pendekatan persuasif terhadap Jari. Selain itu, pemerintah bersama semua elemen masyarakat juga harus melakukan sosialisasi terhadap masyarakat di sekitar kediaman Jari agar tidak mudah terpengaruh jika ada fenomena pengakuan penerus Nabi maupun sejenisnya.

"Lebih baik diajak dialog dan kalau argumennya tidak rasional dan tidak sesuai keilmuan yang mutabar suruh bertaubat, sederhana. Kemenag, MUI dan ormas-ormas keagamaan harus lebih meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat agar lebih memahami agama yang rasional, humanis, dan progresif ," ujar dia.

‎Lebih lanjut Maman mengatakan, kepada semua pihak yang merasa dirugikan maupun marah dengan pengakuan Jari tersebut untuk tidak melakukan tindakan anarkis. Fenomena itu anggap saja sebuah hiburan di tengah kegaduhan yang kerap terjadi di Indonesia.

"Negeri ini sudah cukup gaduh dengan persoalan yang rumit dan kompleks. Maka kemunculan Saudara Jari yang ngaku Nabi dari Jombang tidak usah ditanggapi serius. Anggap aja ia sedang menggugah (ngigau)," ucap Maman.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini