Sukses

Dituding Intimidasi Warga Kalijodo Pakai Aparat, Ini Reaksi Ahok

Ahok mengakui tidak banyak komentar yang dilontarkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi terkait penertiban Kalijodo.

Liputan6.com, Jakarta - Pemprov DKI Jakarta melibatkan TNI dan Polri dalam menertibkan kawasan Kalijodo di Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara. Langkah ini dinilai sebagai upaya mengintimidasi atau menakut-nakuti warga.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pun angkat bicara. Dia mengaku sudah bosan dengan tudingan itu. Tuduhan semacam itu sudah dirasakan sejak penertiban warga di Waduk Pluit, Jakarta Utara.

"Itu kritik sejak zamannya Waduk Pluit. Sekarang saya tanya, kalau Satpol PP kita datang terus kamu pukulin, ribut. Terus kita balas, kamu bawa pengacara, kamu jadi gugat kita," kata Ahok di Balai Kota Jakarta, Jumat (19/2/2016).

Ahok mengatakan, belajar dari penertiban warga Waduk Pluit dan Kampung Pulo, jika ada warga yang terluka oleh aparat, reaksi warga luar biasa. Sebaliknya, jika aparat terluka karena warga, tidak dipersoalkan.   

"Jadi orang tuh suka gitu, kamu gebukin polisi sampai mati enggak salah. Polisi lewat sedikit nyenggol, kamu jatuh, langsung lapor ke mana-mana. Kan kasus Kampung Pulo itu sudah jelas. Kamu yang teriak-teriak, panggil-panggil pengacara," ujar Ahok mencontohkan.

Jokowi Mendukung?

Ahok mengakui tidak banyak komentar yang dilontarkan Presiden Jokowi terkait penertiban Kalijodo. Saat ditanyai, Presiden hanya mengutip kata-kata yang pernah disebutkan Arnold Schwarzenegger dalam dialog film Terminator.

"Enggak, Pak Jokowi hanya senyum-senyum aja, artinya oke. Dia ngomong Hasta La Vista (selamat tinggal), bahasanya Arnold di film Terminator," kata Ahok sambil tertawa.

Pemprov DKI Jakarta akan menertibkan kawasan Kalijodo yang dianggap telah menempati tanah negara puluhan tahun. Lahan itu nantinya akan digunakan untuk Ruang Terbuka Hijau (RTH).

Warga Kalijodo sudah disiapkan rumah susun sebagai ganti dari penertiban ini. Warga bisa memilih antara Rusunawa Marunda atau Pulogebang.

Sementara, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham 'Lulung' Lunggana sebelumnya mengatakan, Ahok telah memanfaatkan kekuasaannya untuk mengendalikan TNI dan Polri. Dengan begitu, masyarakat meresa semakin terancam dengan keberadaan aparat bersenjata.

"Saya katakan, hati-hati dengan pihak kepolisian dan TNI. Saya katakan hati-hati ini pihak kepolisian dan TNI, ini adalah cara-cara Ahok untuk membentuk opini, agar TNI dan Polri menjauh dengan rakyat. Karena apa? Kalijodo ini bukan cuma nasional, tapi juga internasional," kata dia.

"Arti kata kita apresiasi ketika pihak kepolisian melakukan penertiban persoalan kamtibmas, kemungkinan di sana juga ada penyakit masyarakat, yang namanya prostitusi. Ada juga yang namanya penyakit masyarakat yang namanya premanisme. Tetapi jangan masuk ke persoalan diskriminasi menakut-nakuti rakyat, jangan," papar Lulung.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.