Sukses

Anggota Brimob Meninggal Saat Kejar Teroris di Poso

Medan dan cuaca yang buruk di kawasan hutan Poso membuat petugas yang tergabung dalam tim operasi Tinombala 2016 kerap kesulitan.

Liputan6.com, Jakarta - Polisi terus mengejar kelompok teroris pimpinan Santoso di Poso, Sulawesi Tengah. Medan dan cuaca yang buruk di kawasan hutan Poso membuat petugas yang tergabung dalam tim operasi Tinombala 2016 kerap kesulitan.

Satu anggota Brimob berpangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP) dilaporkan tewas dalam operasi pengejaran kelompok teroris itu. Anggota polisi bernama ‎Fredy Manuhutu itu meninggal karena sakit.

"Ada anggota kami Fredy Manuhutu meninggal karena asam lambung tinggi. Di puncak dingin dan kesehatannya drop," ujar Kepala Korps Brimob Mabes Polri Irjen Murad Ismail, Jakarta, Jumat (19/2/2016).

Korban dikabarkan meninggal pada Kamis pagi 18 Februari ‎kemarin. Cuaca yang buruk membuat proses evakuasi jenazah terhambat.

‎"Dari kemarin kami coba evakuasi dengan helikopter. Tapi cuaca tidak mendukung. Hari ini kami coba evakuasi lagi," kata Murad.

Murad menjelaskan, setiap anggota yang operasi pengejaran teroris selalu melewati serangkaian tes fisik dan kesehatan. Begitu juga Fredy. Namun cuaca buruk seringkali membuat kondisi kesehatan para prajurit menurun.

"‎Dia sebenarnya dalam keadaan sehat. Mungkin drop karena naik puncak terlalu tinggi. Kalau badan drop itu semua penyakit muncul," ucap dia.

‎Setelah mengikuti upacara kenaikan pangkat di Mabes Polri, Murad langsung terbang menuju Ambon. Ia akan memantau proses evakuasi sekaligus memimpin upacara pemakaman anak buahnya yang gugur di medan tugas itu.

"Saya hari ini akan ke Ambon untuk pemakaman. Ini sebagai bentuk penghormatan pada anggota saya," demikian Murad Ismail.

‎Hingga saat ini polisi terus memburu kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang bersembunyi di Gunung Biru, Tamanjeka, Poso, Sulawesi Tengah. Polisi juga belum berhasil menangkap Santoso, pentolan kelompok tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini