Sukses

Kim Jong-un Eksekusi Jenderal Angkatan Darat Atas Tuduhan Korupsi

Kim Jong-un telah melakukan serangkaian eksekusi terhadap pejabat tingginya semenjak ia menduduki kursi kepemimpinan pada 2011.

Liputan6.com, Pyongyang - Korea Utara kembali mengeksekusi pejabat tingginya. Kali ini, nasib buruk menimpa Kepala Staf Angkatan Darat Ri Yong-gil. Hal itu diungkapkan oleh sumber di Korea Selatan.

Telah lama tak terlihat keberadaan pejabat senior itu. Penampakannya tak ada di media resmi Korut . Ia juga tak bersanding dengan sang pemimpin, Kim Jong-un ketika 'Supreme Leader' itu menghadiri acara penting. 

Saat peluncuran roket pada 7 Februari lalu, Yong-gil juga tak terlihat. Menurut kantor berita pemerintah Korsel, Yonhap, seharusnya pejabat sekelas Yong-gil wajib datang menyaksikan acara tersebut.

Masih menurut sumber yang didapatkan oleh Yonhap, Yong-gil dieksekusi untuk tuduhan korupsi dan konspirasi.

Minggu lalu, saat rapat dengan Komite Pusat bersama Partai Pekerja, Kim menyinggung permasalahan moral dan korupsi.

Kendati tak satupun nama ia sebut, namun menurut media resmi Korut, KCNA melaporkan Kim mengkritik penyalahgunaan kekuasaan.

"Saya mengkritik mereka yang mencari keuntungan, menyalahgunakan kekuasaan, dalam birokrasi partai," ujar Kim seperti dikutip KCNA dan dilansir BBC, Kamis (11/2/2016).

Ri Yong-gil awalnya disebut KCNA sebagai figur kunci di lingkaran Kim Jong-un. Ia terpilih sebagai staf senior di Angkatan Darat Korut pada 2012 sebelum menjadi kepala stafnya.

Terlihat terakhir kali di awal Januari 2016 bersanding dengan Kim saat melakukan tes nuklir.

Kim Jong-un telah melakukan serangkaian eksekusi terhadap pejabat tingginya semenjak ia menduduki kursi kepemimpinan pada 2011.

Januari 2015 ia dilaporkan mengeksekusi Jenderal Pyon In-son, kepala operasi angakatan darat karena tak setuju dengan Kim. Sementara itu pada Mei, ia juga melakukan hal yang sama kepada Menteri Pertahanan Hyon Yong-chol yang tertidur saat Kim berpidato.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini