Sukses

Tari Saman Warnai Penutupan Progam Pertukaran Pemuda RI-Australia

Kedutaan besar Australia di Jakarta menggelar acara perpisahan untuk para peserta Australia-Indonesia Youth Exchange Program.

Liputan6.com, Jakarta - Kedutaan besar Australia di Jakarta menggelar sebuah resepsi untuk perpisahan peserta program pertukaran pemuda antara Indonesia dan Australia hari Selasa 9 Februari 2016 kemarin. Acara berlokasi di di kediaman duta besar Australia untuk Indonesia, Paul Grigson.

Acara yang dimulai pada pukul 18.00 itu didedikasikan untuk para peserta agar mereka bisa menceritakan kenangan bersama dengan peserta lain yang berasal dari negara dan juga kultur yang juga berbeda.

“Saya ingin mengatakan bahwa saya sungguh senang bisa mempunyai 35 orang teman baru. Tanpa kalian, pengalaman saya pasti sangat berbeda dengan apa yang saya dapatkan sekarang,” Salah satu peserta AIYEP dari Indonesia, Ayum berkata di kediaman duta besar Australia untuk Indonesia, Paul Grigson, Selasa malam, 9 Februari 2016.

Salah satu peserta dari Australia juga menceritakan pengalamannya bersama dengan tim AIYEP Indonesia.

“Sungguh suatu pengalaman yang tidak terlupakan karena saya menghabiskan waktu di sebuah desa dengan peserta lainnya yang berasal dari Jakarta dan provinsi Indonesia, dan juga dengan peserta dari Australia dari kota lain,” pemimpin dari peserta AIYEP Australia menuturkan.

“Bisa menemukan cara untuk tertawa bersama adalah salah satu cara untuk mempersatukan dua tim dari latar belakang yang berbeda ,” ia menambahkan.

Acara pun berlanjut dengan para peserta dari kedua negara memberikan pertunjukan Tarian Saman asal Aceh dan diiringi oleh gendang dan alat musik tradisional Australia.

Australia-Indonesia Youth Exchange Program, disingkat AIYEP adalah sebuah program tahunan dari Kedutaan Besar Australia di Indonesia yang bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi para pemuda- pemudi dari kedua negara untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik akan budaya, perkembangan nasional dan cara hidup masing- masing dari perspektif dan kultur yang berbeda.

18 orang peserta AIYEP dari Indonesia tiba di Canberra pada bulan Oktober 2015. Mereka tinggal bersama dengan penduduk asli kota tersebut supaya pengenalan terhadap kultur yang berbeda dapat diserap lebih cepat. Perjalanan mereka pun lanjut ke Ulladulla di New South Wales.

Pada bulan Desember kemarin, tim AIYEP dari Indonesia dipertemukan dengan peserta dari Australia. Mereka pun secara bersamaan melanjutkan perjalanan mereka ke Kalimantan Barat di mana mereka ditempatkan di desa Lumbang, Sambas dan juga kota Pontianak. Program pun berakhir pada awal bulan Februari 2016.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.