Sukses

Diduga Kerap Disiksa Majikan, PRT di Matraman Kabur dari Lantai 3

Warga sekitar sering mendengar suara jeritan minta tolong, yang diduga suara Ani.

Liputan6.com, Jakarta - Pembantu rumah tangga (PRT di Jalan Moncokerto lll, RT 14/ 12 nomor 15, Utan Kayu Selatan, Matraman, Jakarta Timur, Sri Siti Marni atau Ani kini tengah dirawat intensif di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Perempuan 20 tahun itu mengalami luka cukup serius, seperti di bagian kepala, telinga, hidung, bibir, dan beberapa bagian tubuh lainnya. Luka itu diduga akibat pukulan benda tumpul oleh sang majikan berinisial MHM.

Ani mengaku sering dipukul MHM dengan alasan tidak jelas. Tak hanya sang majikan, pembantu laki-laki yang ada di rumah tersebut berinisial A juga diduga sering ikut-ikutan memukulinya.

"Alasannya dituduh mencuri uang. Kalau disiram air panasnya sudah lama. Kalau salah disiram air panas, terus saya ada bekas seterika," kata Ani di Mapolsek Metro Matraman, Jakarta Timur, Selasa (9/2/2016).

Ani nekat melarikan diri dari rumah MHM dengan menuruni tali kabel yang ada di lantai 3 rumah itu dan melompat pagar. Ia kemudian diantar beberapa tetangganya, melaporkan kekerasan yang dialaminya ke Polsek Metro Matraman.

Kasubag Humas Polres Metro Jakarta Timur Kompol Husaimah mengatakan, dari hasil pemeriksaan sementara, Ani bekerja sejak 2009. Selama kurang lebih 7 tahun atau sampai 2016, Ani tidak diperbolehkan keluar rumah dan mengalami dugaan penganiayaan.

"Menurut keterangan korban, tindakan (penganiayaan) sudah sering dilakukan majikannya sejak 2009. Tapi korban tidak bisa melapor karena tidak diperbolehkan keluar oleh majikannya," kata Husaimah.

Ani mengaku kerap dipukuli majikan dengan gagang sapu dan gagang besi pel ke kepala hingga berdarah. Dia juga pernah dianiaya menggunakan air selang ke telinganya, hingga berdarah dan memar.

"Lanjut memakai sikat lantai dan dipukul ke arah mulut dan hidung hingga luka dan berdarah. Sekitar jam 10.30 WIB tadi korban melarikan diri dari rumah majikan melalui lantai 3 dengan menggunakan kabel, lalu turun ke rumah tetangga dan korban dibawa ke Polsek Matraman," papar Husaimah.


Buru Majikan

Jajaran Polsek Metro Matraman saat ini tengah memburu MHM. Saat polisi mendatangi rumah, majikan Ani tidak ada.

"Belum ini pengejaran masih. Masih kita buru, tadi saat kita tindak lanjuti laporan korban dan ke rumah itu, MHM tidak ada di rumah," kata Kapolsek Matraman Kompol Sutoyo saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Selasa malam.

Kendati, Sutoyo mengaku sudah mengamankan 1 orang yang diduga kuat ikut menganiaya Ani, yakni A.

"Baru 1 yang diamankan, pembantu laki-lakinya. Jadi BAP sementara korban, pelakunya itu majikannya dan pembantu laki-lakinya. Korban belum bisa dimintai keterangan banyak, karena dirawat di RS Polri dan divisum," kata dia.

Sutoyo membenarkan, Ani diduga sudah lama dianiaya MHM dan A di rumah berlantai 3 itu. Saat ini, penyidik juga terus mengumpulkan keterangan dari beberapa saksi.

"Tadi pagi korban sempat bisa keluar dari rumah, kemudian melompat pagar dan oleh warga dibawa ke Pospol Kebon Sirih, kemudian ke sini. Kita periksa saksi-saksi, ya tetangga-tetangganya," tutup Sutoyo.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Suara Jeritan



Ketua Rukun Warga (RW) 12 Utan Kayu Selatan, Kelurahan Matraman, Jakarta Timur, Sugiarti mengatakan pihaknya sering mendapat aduan dari warga soal dugaan penganiayaan yang dialami Ani.

Menurut dia, kebanyakan warga yang mengadu lantaran sering mendengar jeritan minta tolong dari dalam rumah yang ditempati pasangan suami istri berinisial P dan MHM itu. Diduga jeritan itu suara Ani yang meminta tolong.

"Sudah sering ada jeritan minta tolong, tapi enggak kelihatan sama warga," kata Sugiarti, Jakarta, Selasa.

Pihak RT dan RW juga sempat mendatangi rumah MHM untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di dalam rumah tersebut. Namun sang pemilik rumah justru tidak terima dan berbalik memarahi pengurus warga.

"Pengurus RT nya pernah dipanggil mau digebukin. Mau dituntut malah. Ini udah sering penganiayaan," kata Sugiarti.

Penghuni rumah tersebut jarang terlihat keluar atau bersosialisasi dengan warga sekitar. Bahkan, cenderung tertutup dengan warga. Parahnya lagi, sudah sekitar 5 tahun lebih menempati rumah tersebut, namun pengurus RT maupun RW belum menerima identitas penghuni rumah.

"KK sama KTP belum dikasih juga, kalau diminta alasannya lagi urus terus. Masa urusnya lama banget," ungkap Sugiarti.

Seorang tetangga, Yani mengatakan juga mengaku sering mendengar jeritan minta tolong dari dalam rumah MHM. Warga di sekitar juga pernah mendatangi rumah itu mencoba berdialog, tapi masih saja terdengar jeritan minta tolong.

"Udah lama ini penganiayaannya. Ya tapi galakan dia (penghuni rumah). Udah pernah digerebek sama warga sini, cuma ya gitu masih aja," pungkas Yani.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.