Sukses

Ribuan Warga Aceh Mengungsi Akibat Banjir

Banjir sejak Minggu 7 Februari 2016 itu menyebabkan 4 ribu warga Aceh terpaksa mengungsi.

Liputan6.com, Banda Aceh - Sejumlah kecamatan di Kabupaten Aceh Timur dan Aceh Utara, Provinsi Aceh dilanda banjir akibat hujan deras dan meluapnya beberapa sungai. Banjir sejak Minggu 7 Februari 2016 itu menyebabkan 4 ribu warga harus mengungsi.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Timur, Syahrizal Fauza mengatakan, ada 7 kecamatan yang paling parah dilanda banjir. Bahkan, hingga kini banjir masih merendam permukiman warga. Di antaranya Pante Bidari, Ranto Peureulak, Banda Alam, Idi Tunong, Julok, Nurussalam dan Darul Ihsan.

"Hingga kini banjir masih merendam rumah warga, Paling parah terjadi di Pante Bidari, ketinggian air di beberapa titik mencapai 2 meter," kata Syahrizal saat dihubungi dari Banda Aceh, Senin 8 Februari 2016.

Sementara di kecamatan lain ketinggian air bervariasi antara 30 centimeter hingga satu meter. Banjir ikut merendam ratusan hektare area persawahan yang membuat petani terancam gagal panen.

Syahrizal menambahkan, banjir juga mengakibatkan 4 ribu warga Aceh Timur yang rumahnya terendam kini mengungsi ke beberapa titik seperti perbukitan, masjid dan rumah-rumah saudaranya yang luput dari genangan.

"Pemerintah sudah membuka dapur umun di lokasi pengungsian dan menyiagakan personel," imbuh dia.

Sementara di Kabupaten Aceh Utara sedikitnya ada 6 kecamatan dilanda banjir. Yaitu, Langkahan, Lhoksukon, Matangkuli, Pirak Timu, Tanah Luas, dan Meurah Mulia.

"Yang agak parah di Langkahan dan Matangkuli," ungkap anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Utara, Fauzan Hamzah.

Politikus Partai Aceh ini meminta pemkab melalui BPBD dan Dinas Sosial segera menangani banjir, mengevakuasi warga yang kampungnya tenggelam.

Anggota DPRK Aceh Utara dari Daerah Pemilihan Langkahan, Ismail A Rahman menyebutkan, di Langkahan ada 2 desa terparah di landa banjir. Yaitu, Gampong Lubok Pusaka dan Buket Linteung.

"Sekarang airnya lagi naik karena di atas lagi hujan, warga sudah siap-siap mengungsi," tutur dia.

Banjir di pesisir pantai timur Aceh kemungkinan meluas mengingat tingginya curah hujan di kawasan timur dan tengah Aceh. Ismail khawatir sungai-sungai yang ada akan meluap hingga membanjiri permukiman warga.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Banjir dan Longsor Sumbar Telan Korban Jiwa

Sementara di Sumatera Barat, tim penyelamat menemukan satu lagi jenazah korban tanah longsor di Solok Selatan pada Senin sore. Ini menambah jumlah korban meninggal dunia akibat banjir dan longsor di daerah itu menjadi 6 orang.

"Korban meninggal yang baru ditemukan tim evakuasi di Kabupaten Solok Selatan bernama M Yunus (65)," kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar, Zulfiatno, ketika dihubungi Antara dari Padang, Senin 8 Februari 2016.

Menurut dia, korban yang baru ditemukan sore hari itu berada di lokasi yang sama dengan 4 korban yang sebelumnya ditemukan meninggal akibat tanah longsor di Solok Selatan.

Selain korban tanah longsor di Solok Selatan, seorang pemuda bernama Padri (16 tahun) juga dilaporkan meninggal setelah hanyut terbawa banjir di Kabupaten Limapuluh Kota.

"Sekarang tim masih mencari satu korban hilang lagi yaitu Refa (2)," ungkap Zulfiatno.

Ia mengatakan, untuk membantu membersihkan material longsor di beberapa daerah, pihaknya berkoordinasi dengan Dinas Prasarana Jalan Tata Ruang dan Permukiman Sumbar untuk peminjaman alat berat.

Data BPBD Sumbar menyebutkan bahwa sekarang sedikitnya 10 kabupaten dan kota di daerah itu wilayahnya dilanda banjir, seperti Solok Selatan, Kabupaten Solok, Kota Solok, Limapuluh Kota, Agam, Tanah Datar, Dharmasraya, Sijunjung, Kabupaten Pasaman dan Kota Sawahlunto.

"Kami imbau masyarakat tingkatkan kewaspadaan jika hujan kembali terjadi," ujar Zulfiatno.

Berikut nama-nama korban meninggal dunia akibat tanah longsor dan banjir di Sumbar hingga Senin sore 8 Februari 2016:

1. Upik (perempuan 55 tahun)
2. Ramli (laki-Laki 20 tahun)
3. Si Lin (perempuan 18 tahun)
4. Nisa (perempuan 1,5 tahun)
5. M Yunus (laki-laki 65 tahun)
6. Padri (laki-laki 16 tahun).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini