Sukses

Ahok Geram Listrik dan Air Ruang Terbuka Publik Dicuri Warga

Sejumlah wahana permainan dan rumput yang rusak hingga RPTRA dijadikan tempat tinggal oleh pengemis.juga membuat Ahok kesal

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengumpulkan lurah, camat, wali kota, serta kepala Ruang Publik Terbuka Ramah Anak (RPTRA) di Balai Kota, Jakarta. Pria yang akrab disapa Ahok ini memberi pengarahan kepada para bawahannya tersebut terkait kondisi ruang terbuka yang sehari-hari digunakan masyarakat.

Dalam pengarahannya kali ini, Ahok sempat kesal dengan kondisi RPTRA yang dianggapnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Salah satunya mengenai adanya pencurian listrik yang dilakukan masyarakat di tempat tersebut. Ahok mendapat laporan dari anak buahnya mengenai adanya pencurian listrik di lokasi RPTRA yang dilakukan oleh masyarakat sekitar.

Warga menyambung kabel dari RPTRA untuk mendapat aliran listrik di rumahnya. Yang membuat Ahok lebih marah lagi adalah, kondisi ini bahkan tidak diketahui oleh lurah setempat.  

"Listrik dicuri masyarakat untuk disambung masa kayak gini, lurah enggak tahu? Kalau untuk charge HP boleh. Misalnya nyusuin bisa sambil nge-charge itu boleh," ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta, Selasa (2/2/2016).

Tidak hanya soal aliran listrik yang dicuri, mantan Bupati Belitung Timur itu juga geram dengan ulah warga yang menggunakan air PDAM di lokasi RPTRA untuk mencuci kendaraan pribadi.

"Masa air dipakai masyarakat untuk mencuci mobil," ucap Ahok.

 

Ahok juga menyoroti jam operasional RPTRA beserta petugas yang menjaga karena dianggap tidak bisa bertindak tegas kepada masyarakat yang masih berada di lokasi setelah jam operasional berakhir.

"Kan sudah jelas dari pukul 05.00-22.00 WIB. Kalau lewat jam itu, ya tutup dong minta mereka keluar. Musti tegasin sudah harus pulang kecuali malam minggu ekstra bisa, kalau hari biasa kan besoknya anak-anak sekolah," imbuh Ahok.

Masih ada beberapa masalah lain yang dipaparkan Ahok pada pertemuan ini, misalnya ihwal sejumlah wahana permainan dan rumput yang rusak, hingga dijadikan tempat tinggal oleh pengemis.

"RPTRA itu bukan cuma taman. Tapi tempat berkumpul. Kalau masih ada yang seperti ini berarti lurahnya cuek enggak ngerti RPTRA. Lurah harusnya seperti orangtua, mengajari warganya. Kalau tidak bisa pecat saja," ucap Ahok.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.