Sukses

Panglima TNI: Pulang Latihan di Suriah, Teroris Tak Dihukum

Panglima TNI Gatot Nurmantyo menunggu revisi UU Terorisme yang kini sedang disiapkan pemerintah.

Liputan6.com, Surabaya - Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyerahkan masalah revisi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2015 tentang Tindak Pidana Terorisme kepada pemerintah dan polisi. Namun demikian, dia mengatakan hukum mengenai teroris di Indonesia tidak maksimal.

"Para teroris itu sudah latihan ke Suriah dan saat ketangkap di Indonesia, mereka tidak di apa-apakan. Hukumnya di sini tidak ada, makanya kalau mau bikin teroris, berangkat saja latihan ke Suriah dan balik ke sini lagi," ujar Panglima TNI usai mengikuti uji ketangkasan militer bersama KSAD Jenderal TNI Mulyono, KSAL Laksamana Ade Supandi, dan KSAU Marsekal TNI Agus Supriatna di Kesatrian Sutedi Senaputra Bhumi Marinir Karangpilang. Surabaya, Jawa Timur, Rabu 27 Januari 2016.

"Kepolisian dan Pemerintah juga akan merevisi Undang-Undang Teroris, kita lihat saja nanti bagaimana hasilnya," imbuh Gatot.

Sementara itu, kegiatan ketangkasan militer tersebut merupakan rangkaian dari kegiatan Apel Komandan Satuan (AKS) TNI tahun 2016, yang diikuti 614 peserta Mabes TNI 57 orang, dari TNI AD 240 orang, TNI AL 213 orang dan TNI AU 81 orang serta tim pokja 5 orang.

Dalam uji ketangkasan tersebut dibagi dalam beberapa tim, setiap tim terdiri dari 14-16 orang, untuk Pangarmatim masuk dalam tim 24 yang tergabung dengan para Perwira Tinggi (Pati) dan Perwira Menengah (Pamen) TNI.

Uji ketangkasan militer di Surabaya, Jawa Timur (Liputan6.com/ Dian Kurniawan)

Masing-masing tim harus menyelesaikan beberapa masalah, di antaranya menembak menggunakan laras panjang dan pistol, naik turun jaring, merayap tali, membalikkan sekoci dilanjutkan dengan dayung, meniti tali, hingga melempar kapak dan pisau sangkur.

Gatot Nurmantyo menuturkan kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa kebersamaan antara komandan satuan dengan prajuritnya serta untuk menguji dan melatih ketrampilan militer para Komandan Satuan (Dansat) TNI.

"Ini semuanya adalah permainan tetapi agar semangat maka kita dilombakan dan kita digabungkan," tutur Gatot.

Dia menegaskan, permainan ini kita tidak mengenal jabatan. Dengan demikian diharapkan timbul kebersamaa antara dansat dengan prajurit.

"Kalau kita sudah solid, yang di bawahnya juga ikut solid, maka kita akan mampu melaksanakan tugas lebih profesional lagi," Gatot menandaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.