Sukses

Top 3: Jerat Pembunuh Mirna, Bukti Apa yang Kurang?

Cerita Soeharto merebut pulpen Yusril Ihza Mahendra menjelang pengunduran dirinya juga turut menyita perhatian pembaca.

Liputan6.com, Jakarta - Kematian Wayan Mirna Salihin masih menjadi misteri sampai saat ini. Namun, polisi sudah membidik satu tersangka dalam kasus 'kopi sianida' ini. Mirna tewas setelah minum es kopi Vietnam di sebuah kafe di kawasan Jakarta Pusat bersama 2 temannya, Jessica Kumala Wongso dan Hanny.

Selain itu, cerita Soeharto merebut pulpen Yusril Ihza Mahendra menjelang pengunduran diri, turut menyita perhatian banyak pembaca Liputan6.com terutama kanal News hingga Rabu sore, 27 Januari 2016.

Berikut ulasan berita-berita terpopuler yang terangkum dalam Top 3 News.

1. Bukti Apa yang Kurang untuk Jerat Pembunuh Mirna?

Inilah beberapa fakta yang ditemukan dari hasil pra-rekonstruksi kematian Wayan Mirna Salihin.

Setelah Polda Metro Jaya memeriksa belasan saksi, mereka pun menemukan 4 alat bukti untuk menjerat si penabur sianida di es kopi Vietnam Wayan Mirna Salihin. Polisi berharap Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta menerima 4 alat bukti itu agar mereka dapat segera menetapkan tersangka.

Menurut Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti, meski 'calon' tersangka tersebut kerap menyanggah fakta-fakta yang ditanyakan, penyidik optimistis dengan bukti yang dikumpulkan selama penyelidikan.

"Insya Allah kami yakin itu barang bukti cukup signifikan dan sekarang sedang diuji. Nanti dari situ apa petunjuk jaksa baru kami kembali lakukan gelar perkara," ucap Krishna.

Selengkapnya baca di sini...

2. Cerita Soeharto Rebut Pulpen Yusril Jelang Pengunduran Diri

Almarhum Presiden RI ke-2 Soeharto menaiki sepeda motor yang dirancang oleh 12 insinyur muda Indonesia Astra di istana (24/9/1997). (ANTARA/AFP)

Yusril Ihza Mahendra menjadi saksi Soeharto lengser dari jabatannya sebagai Presiden RI. Saat itu, Yusril-lah yang menyusun teks pengunduran diri Soeharto.

Yusril dikenal sebagai penulis teks pidato Presiden Soeharto. Soal menulis teks pidato, Yusril mengaku diajar oleh Profesor Usman Ralibi, seorang pakar komunikasi politik yang mengajar mata kuliah propaganda politik.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV dan dikutip Liputan6.com, Rabu (27/1/2016), selama bekerja sebagai penulis teks pidato Presiden Soeharto, Yusril sudah menulis sekitar 120 teks pidato, termasuk pidato kepresidenan.

Pidato yang paling berkesan di antara semua yang pernah Yusril tulis adalah pidato terakhir Soeharto saat mengundurkan diri dari jabatan Presiden RI.

Yusril pun menceritakan detik-detik jatuhnya Soeharto.

Selengkapnya baca di sini...

3. Buktikan Menyimpang, MUI Ajak Tokoh Gafatar Debat Terbuka

Sejumlah petugas membantu membawa barang mantan anggota Gafatar di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang , Senin (25/1). Manifest yang diangkut  kapal itu terdiri dari 128 kepala keluarga (KK) atau 359 jiwa. (Liputan6.com/Gholib)

Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengajak pemuka kelompok Gerakan Fajar Nusantara atau Gafatar untuk berdebat secara terbuka.

Tantangan tersebut ‎diyakini efektif untuk membuktikan ajaran yang disampaikan Gafatar merupakan ajaran menyimpang.

"Anggota mereka ini coba disadarkan agar tokoh-tokohnya, ustadznya, diajak dialog sampai berdebat," ujar Wakil Sekretaris Jenderal MUI Zaitun Rasmin usai mengikuti Rapat Koordinasi di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa 26 Januari 2016 malam.
‎
Zaitun bahkan mengatakan, bila tantangan debat tersebut diterima oleh pihak Gafatar, ia meminta agar warga yang sampai saat ini masih mengikuti Gafatar menyaksikan debat.

"Kalau perlu, di depan pendukungnya biar mereka sadar. Kalau mereka mau berdebat, MUI siap (untuk berdebat)," kata dia.


Selengkapnya baca di sini...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.