Sukses

Top 3: Nasihat BJ Habibie untuk Pemerintahan Jokowi-JK

Menurut Habibie, Indonesia kini sudah saat lebih memikirkan kekuatan SDM ketimbang mengandalkan sumber daya alam.

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Presiden BJ Habibie menyampaikan nasihatnya kepada Pemerintahan Jokowi-JK agar Indonesia menjadi bangsa yang kuat. Menurut dia, sudah saatnya Indonesia lebih memperhatikan sumber daya manusia ketimbang mengandalkan sumber daya alam.

Berita itu menjadi informasi yang terus dibaca sepanjang Sabtu 24 Januari 2016. Selain itu, informasi yang tak kalah penting juga datang dari kasus Mirna. Yang mana Polda Metro Jaya akan segera menetapkan tersangka dari pembunuhan anak sang pengusaha tersebut.

Berikut berita terpopuler yang dihimpun Liputan6.com, Senin (25/1/2016):

1. Nasihat BJ Habibie untuk Pemerintahan Jokowi-JK

 BJ Habibie memberikan sambutan saat pembukaan Rapimnas Partai Golkar 2016 di Jakarta, Sabtu (23/1/2016). Rapimnas digelar setelah Mahkamah Partai merekomendasikan penyelesaian konflik lewat Munas. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Mantan Presiden BJ Habibie mengingatkan pemerintah Jokowi-JK untuk lebih meningkatkan kualitas dan kemampuan anak bangsa, ketimbang hanya mengandalkan sumber daya alam (SDA).

Menurut Habibie, masa depan suatu bangsa ditentukan kualitas sumber daya manusia (SDM) nya. Bukan dari sumber daya alam yang cenderung fluktuatif nilainya.

"Saya berkeyakinan masa depan suatu bangsa di mana pun dia berada, harus diandalkan pada sumber daya manusia nya," kata Habibie dalam pidato sambutannya di acara Rapat Pimpinan Nasional Partai Golkar 2016 di Jakarta, Sabtu malam 23 Januari 2016.

Habibie mengatakan, sumber daya manusia yang diperlukan suatu bangsa adalah yang efisien, serta memahami dan memiliki nilai-nilai luhur yang mencerminkan budaya dan agamanya masing-masing.

Selengkapnya baca di sini...

2. Polda Segera Tetapkan Tersangka Kopi 'Sianida' Mirna

Suasana Cafe Olivier Grand Indonesia saat kedatangan pihak kepolisian untuk rekonstruksi sampel kopi beracun di Cafe Olivier Grand Indonesia, Jakarta, (19/1/2016). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Polda Metro Jaya akan melakukan ekspose atau gelar perkara terhadap kasus tewasnya Wayan Mirna Salihin (27) usai minum kopi. Hasil uji laboratorium polisi, terdapat kandungan sianida dalam kopi 'maut' itu.

"Selasa kita ekspos ke Kejaksaan. Kemarin penyidik sudah melangkah maju untuk mematangkan bagaimana pendapat para ahli," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Mohammad Iqbal di Kantor Aji Jakarta, Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (24/1/2016).

‎Menurut dia, sejauh ini penyidik sudah memeriksa belasan saksi terkait kasus ini. Tak terkecuali Hanny dan Jesicca Wongso, rekan Mirna yang berada di lokasi saat minum kopi beracun.

"Pembantu Jesicca sudah. Keluarga korban dan saksi juga sudah kita periksa serta karyawan kedai kopi," Iqbal menjelaskan.

Selengkapnya baca di sini...

3. Selfie Tiduran di Jalan Raya, Pelajar di Bengkulu Dikecam Netizen

Seorang pelajar di Bengkulu dikecam netizen setelah mengunggah foto selfie di jalanan. (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo Putro)

Setelah foto 8 orang pelajar melakukan adegan mirip salat di simpang lima Kota Bengkulu, para Nettizen daerah ini kembali mengecam foto selfie seorang pelajar mengenakan seragam salah satu SMA sambil membaca buku di lokasi yang sama.

Jika foto pelajar salat dilakukan pada malam hari, kali ini adegan membaca buku saat para pengguna jalan menunggu lampu merah tepat di depan kantor walikota Bengkulu itu lebih berani dan dilakukan pada siang hari.

Pengunggah foto di akun Facebook bernama Arie Slyder itu menuliskan ulah tidak senonoh ini dilakukan pelajar itu karena kebanyakan mengkonsumsi bumbu masak. "Banyak makan Mecin (bumbu masak) anak ko," tulis Arie dalam akun Facebook, yang dikutip Liputan6.com, Sabtu (23/1/2016).

Pemilik Akun Mu Gim mengatakan, "kayaknyo (sepertinya) popular culture-popular geopolitic telah merambah bengkulu, dan kito agak shock dengan dengan perubahan jaman (culture- shock), salah siapa, salah sistem yang diterima, salah kita yang tidak dapat menjadi tauladan."

Selengkapnya baca di sini...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.