Sukses

Top 3: Pengakuan Eks Anggota Gafatar Selama Hidup di Kamp

Jelang kepulangan ke Pulau Jawa, eks anggota Gafatar menuturkan pengalamannya selama hidup di kamp di Kalimantan.

Liputan6.com, Jakarta - Pengakuan muncul dari eks anggota Gafatar jelang kepulangan mereka ke kampung halaman di Pulau Jawa. Mereka dipulangkan lantaran tempat pemukimannya di Kalimantan dibakar oleh warga.

Berita tentang pengakuan eks anggota Gafatar tersebut menjadi informasi yang paling dicari sepanjang Jumat 22 Januari 2016. Selain itu ada kabar lainnya datang dari Mendagri Tjahjo Kumolo yang menyebut Gafatar bukan oraganisasi terlarang.

Berikut 3 berita terpopuler yang dihimpun Liputan6.com, Sabtu (23/1/2016):

1. Pengakuan Eks Anggota Gafatar Selama Hidup di Kamp

Eks Anggota Gafatar di Bekangdam XII/Tanjungpura, Kalimantan Barat. (Liputan6.com/Raden AMP)

Seorang pria duduk di sebuah kursi tenda pengungsian. Matanya menatap kosong. Linglung sepertinya. Sesekali ia mengumbar senyum.

Lelaki itu mengaku bernama Doni. Ia berasal dari Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Ketika ditemui di tenda di posko pengungsi eks anggota Gafatar di Pembekalan Angkutan Daerah Militer (Bekangdam) XII/Tanjungpura, Kamis, 21 Januari 2016, ia irit berbicara. Sepertinya ia berusaha mengingat.

"Saya juga tidak tahu," itulah ucapan Doni ketika ditanya Liputan6.com perihal tujuan datang ke Kabupaten Mempawah, Kamis (22/1/2016). "Tahunya bertani di sana," kata dia.

Pengungsi eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) sangat sulit diwawancarai awak media. Hanya ada beberapa saja yang bersedia. Itu pun melalui pendekatan luar biasa, termasuk Doni ini.

Selengkapnya baca di sini...

2. Usai Teror Jakarta

Sejumlah warga bersama organisasi masyarakat menggelar aksi solidaritas di Sarinah, Jakarta, Jumat (14/1/2016). Aksi '#KAMITIDAKTAKUT' menyerukan persatuan diantara masyarakat Indonesia untuk tidak takut aksi terorisme. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Di depan rumah sederhananya, Maemunah duduk bersandar. Wajahnya tertunduk, sembab. Sementara kedua tangannya memegang ijazah sang putra.

Perempuan 52 tahun itu nampak lelah dan hancur. Peristiwa yang terjadi sepekan lalu adalah ujian bertubi-tubi baginya. Putranya, Ahmad Muhazan pergi dengan tragis, bunuh diri dengan bom dalam teror di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat pada 14 Januari 2016 lalu.

Kehilangan putra sudah cukup membuat hati Maemunah meratap. Apalagi ditambah dengan kenyatanyaan pahit, putra tersayangnya disebut teroris.

Kini warga kampungnya di Desa Kedungwungu, Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat bahkan sempat menolak jenazah sang putra.

Selengkapnya baca di sini...

3. Mendagri: Gafatar Bukan Organisasi Terlarang, Tapi...

Mendagri Tjahjo Kumolo. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan, Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) bukanlah organisasi terlarang. Tapi, mereka adalah aliran sesat.

"Di Kemendagri organisasi Gafatar itu tidak terdaftar, mereka hanya aliran sesat. Tetapi belum termasuk organisasi terlarang," ujar Tjahjo dalam kunjungan kerja ke Bengkulu, Kamis (21/1/2016).

Dalam kegiatannya, kata dia, organisasi ini selalu meminta izin atas nama kegiatan bakti sosial atau kegiatan lain tanpa menjelaskan bahwa mereka melakukan intervensi terhadap aliran tertentu.

Khusus Bengkulu, kata Tjahjo, aliran Gafatar sudah terdeteksi dan harus mendapat pengawasan khusus dari aparat. Namun, pemerintah pusatlah yang akan mengambil alih penanganan ini.

Selengkapnya baca di sini...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.