Sukses

Kisah Ahok Saat 1.500 Orang Ingin Serang Rumahnya

Rencana penyerangan rumah Ahok itu dinilai sebagai konsekuensi dalam bersikap tegas ketika menjalankan tugas.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok terkenal dengan sikap tegasnya dalam mengambil keputusan. Namun, dia tidak pernah khawatir dengan ancaman-ancaman yang menghampirinya dan keluarga terkait dengan sikapnya tersebut.

Masih lekat di ingatan mantan Bupati Belitung Timur itu tentang rencana penyerbuan terhadap rumahnya di Pantai Mutiara Pluit, Jakarta Utara. Penyerangan ini sebagai buntut normalisasi Waduk Pluit dan penertiban warga di bantaran waduk.

Sebelum penyerangan, pria berkacamata itu sudah diberi tahu oleh petugas dari intel akan ada 1.500 orang yang menyerang rumahnya. Dia pun menyerahkan keamanan rumahnya kepada petugas kepolisian dan meneliti kelengkapan petugas.

"Saya tanya polisi gimana, peluru siap? Di Laut, petugas Marinir ada berapa laras panjangnya?" tutur Ahok di hadapan peserta Program Pelatihan Rumah Perubahan Rhenald Kasali, di Balai Kota Jakarta, Rabu 13 Januari 2016.

Kekhawatiran mati dibunuh karena penyerangan itu pun semakin kencang di lingkungan keluarga. Ahok kemudian memanggil satu per satu anaknya untuk memberi tahu kondisi saat itu.

"Anak pertama saya waktu itu 16 tahun bilang, kita fight sampai mati pak. Yang cewek, 12 tahun agak takut, kalau kita mati beneran gimana pak? Saya bilang, tenang kita pasti masuk surga, enaknya Kristen kan gitu sudah dijamin masuk surga gitu kan, tenang jadinya," tutur Ahok.

"Nah yang bontot ini nih, 6 tahun waktu itu dia bilang, buat apa ke surga pak? Rumah kita aja kayak surga pak," imbuh dia.

Bagi suami Veronica Tan itu, tidak ada yang lebih penting dalam bekerja selain menjalankan tugas dengan benar. Untuk urusan nyawa pasrahkan saja dengan Tuhan.

"Patokan saya pasrah saja. Toh kalau ditentukan mati pasti mati. Kalau saya khawatir mati bakal tambah enggak 1 detik? Enggak juga kan, mati juga. Yang penting kita kerja baik," pungkas Ahok.*

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.