Sukses

Malam Tahun Baru, Eropa Siaga-Inggris Tak Gentar Ancaman Teror

Aparat keamanan lebih banyak mengerahkan pasukannya.

Liputan6.com, Berlin - Otoritas keamanan di negara-negara Eropa kini dalam kondisi siaga menghadapi malam pergantian tahun. Pada Rabu 30 Desember 2015 kemarin, polisi Turki menangkap 2 orang anggota ISIS yang bersiap menyerang perayaan tahun baru di Ankara.

Mereka dilaporkan masuk Turki melalui Suriah dan merencakan penyerangan di dua lokasi yang berbeda. Polisi menemukan rompi bom bunuh diri pada keduanya.

Di Paris, perayaan tahun baru dengan pesta kembang api dilarang. Namun, tradisi perayaan pergantian tahun di Champs Elysees tetap akan diadakan dengan pengamanan sangat ketat.

"Kami akan merayakan malam tahun baru dengan prihatin dan penuh refleksi tanpa perlu hingar bingar," kata walikota Paris, Anne Hidalgo, seperti dilansir dari DW, Kamis (31/12/2015)

Berlin tetap merayakan pesta tahun baru di Brandenburg Gate dan Victory Column --dua lokasi yang secara turun temurun sebagai tempat merayakan pergantian tahun. Namun, pengamanan ekstra ketat akan diberlakukan di kedua lokasi itu.

 Baca Juga

Setiap warga yang masuk tidak diperbolehkan membawa tas, rompi, kursi lipat, botol minum, megafon dan bolpen laser. 900 polisi dikerahkan dan 600 pihak keamanan swasta bakal menjaga lokasi itu. Jumlah pasukan terbanyak yang pernah dikerahkan Jerman.

Di Austria, dinas intelijen mereka mendapatkan informasi bahwa akan ada serangan teror di Wina saat perayaan tahun baru berlangsung.

Kendati demikian, juru bicara polisi Christoph Pozel mengatakan ada atau tidak ada ancaman polisi bakal bersiaga di malam tahun baru 2015 ke 2016.

"Mengingat situasi yang melanda Eropa, mau tidak mau, kami dua kali lipat bersiaga," ujarnya kepada The Local.

Adapun ibukota Belgia, Brussels menerima ancaman teror. Oleh kerena itu, walikota dan pihak kementerian dalam negeri membatalkan sejumlah acara tahun baru termasuk pesta kembang api yang selama bertahun-tahun telah berlangsung.

Terlebih, di awal minggu ini, polisi menangkap 2 pria yang geng motor yang dianggap memiliki hubungan dengan kelompok ekstremis di Brussels.

Madrid tak kalah khawatirnya dengan situasi keamanan malam tahun baru. Pesta pergantian tahun yang biasa dilakukan di Alun-alun Puerta del Sol, mengalami berbagai perubahan.

Puerta del Sol, biasanya dihadiri ribuan turis dan warga menyaksikan pesta tahun baru. Namun untuk tahun ini, kapasitas yang biasanya menampung 75 ribu orang akan dikurangi hingga 25.000 orang.

Tak hanya itu, bagi siapapun yang ingin menuju ke Sol akan dibatasi jalurnya. Kereta bawah tanah akan ditutup pukul 22.000 dan hanya 1 jalan (jalan kaki) menuju lokasi. Jalur-jalur alternatif ditutup. Perayaan akan berakhir tepat pukul 1.30.

London Tak Gentar

Sementara di jantung ibukota Negeri Ratu Elizabeth, tak gentar menghadapi ancaman terorisme. Hal itu diungkapkan oleh Wali Kota London, Borish Johnson meminta warganya tak gentar dan diminta untuk tetap menikmati pesta tahun baru sambil mendengar Big Ben berdentang 12 kali.

"Saya minta para warga London dan pengunjung untuk keluar dari rumah dan nikmati sajian khas Inggris di malam tahun baru," ujar Johnson seperti dilansir dari Telegraph.

"Akan ada kembang api yang bisa dinikmati dari pinggiran Sungai Thames, ribuan acara di pub, restoran dan klub di kota," tambahnya lagi.

Inggris memusatkan pesta tahun barunya di Sungai Thames, Wisatawan dari seluruh dunia berkumpul di Tower, Westminster, Jembatan London dan Jembatan Blackfriars untuk menyaksikan perayaan Tahun Baru paling meriah ini. (images.silverfleet.co.uk)

Scotland Yards dan Metro Police Federation mengerahkan 2.000 anggotanya dan membatalkan cuti tahunannya. Ini adalah kali pertama mereka melakukan hal itu. Jumlah anggota keamanan sebesar itu hanya pernah dilakukan saat menjaga Olimpiade 2012 lalu.

Kendati demikian, Kepala Polisi London Sir Berhard Hogan-Hoew mengatakan angka itu masih relatif kurang, namun anggotanya akan berusaha keras untuk menjaga keamanan.

Sementara itu, pihak pemadam kebakaran juga bersiap menghadapi segala kemungkinan.

"Saya percaya warga London tak gentar karena mereka percaya, polisi bisa melindungi kita semua," kata Heow.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.