Sukses

Bercanda Bawa Granat, Plt Kepala Desa Ini Ditangkap di Soetta

Anwar tak mengetahui akibat dari perkataan yang dianggapnya bercanda itu, membuat seisi penumpang pesawat geger.

Liputan6.com, Tangerang - Sebut ada bom granat di pesawat, seorang pelaksana tugas (Plt) kepala desa diamankan petugas keamanan Bandara Soekarno Hatta (Soetta). Akibatnya, keberangkatan pesawat Lion Air JT 728 Jakarta-Kendari Sulaweai Tenggara ditunda.

Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 14.35 WIB, saat penumpang tengah menyimpan barang di kabin. Saat itu, Anwar seorang Plt kepala desa di Kendari, bergurau kalau ada granat dalam kabin pesawat.

"Saya bercanda, biar cepat masukin ke dalam kabin. Saya bilang kaya ada granat saja. Saya bercanda itu kepada 2 orang teman saya," ujar Anwar saat diamankan di pos keamanan Terminal 1B, Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (26/12/2015).

Anwar tak mengetahui akibat dari perkataan yang dianggapnya bercanda itu, membuat seisi penumpang pesawat geger. Seketika penumpang melihat ke arahnya dengan wajah sinis dan panik, hingga penerbangan ditunda dan pesawat diperiksa ulang.

"Sungguh saya tak tahu kalau ada larangan bercanda seperti itu," ujar pria yang mengaku Plt Kepala Desa Lamoru, Kecamatan Matauso, Sulawesi Tenggara itu.


Pria kelahiran Mulaeno 2 Juni 1979 yang tinggal di Tontonunu, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara yang kini berpangkat golongan 3 A itu, kini baru mengerti jika gurauannya membuat panik penumpang lain.

"Benar saya tak membawa granat, silakan periksa tas saya," ujar dia.

Saat diamankan, jangankan ingin bercanda, wajah Anwar lemas dan memelas minta dibebaskan. Dia mengaku, kedatangannya ke Jakarta untuk mengikuti pelatihan kepala desa dan akan kembali lagi ke kampung halamannya.

Sementara, Operation and Services Eksekutive Manager Bandara Soetta Andhika Nurjaman mengatakan, pihaknya terpaksa mengamankan Anwar, karena gurauannya sangat sensitif bagi dunia penerbangan.

"Benar kita amankan saudara Anwar untuk kita mintai keterangan lebih lanjut. Karena akibat candaannya yang sensitif, sehingga mengkhawatirkan seluruh awak dan penumpang," tutup Andhika.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini