Sukses

4 Fenomena Menakjubkan di Indonesia

Saat itu bulan terlihat kemerahan seperti berdarah.

Liputan6.com, Jakarta - November 2015, puluhan ribu burung migrasi melintasi dan singgah di Indonesia termasuk Yogyakarta. Dari jalak China, layang layang Asia, elang, alap alap kawah, dan burung hantu.

Mereka menyebar hingga ke Pantai Trisik, Hutan Merapi, Nglanggeran, dan bukit Menoreh Kulonprogo. Fenomena alam ini begitu dinanti.

Burung-burung ini migrasi dari Siberia, Mongolia China, Jepang, dan Australia. Indonesia menjadi rute besar Asia Timur atau Australasia (Asia Pasifik). Ini merupakan jalur terbang dunia, salah satunya dari kutub sampai Australia, sementara Indonesia berada di tengah jalur itu.

Tak cuma migrasi burung dunia, sejumlah fenomena alam lainnya turut mewarnai sepanjang 2015. Sebut saja gerhana bulan total.

Saat itu bulan terlihat kemerahan seperti berdarah. Perubahan warna tersebut menjadi tontonan dramatis. Gerhana bulan ini dianggap pertanda, kehidupan mungkin segera berakhir. Kiamat.

Berikut fenomena-fenomena alam yang unik dan terjadi di Indonesia sepanjang 2015 yang dihimpun Liputan6.com, Rabu (23/12/2015):

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Bulan Darah

Sabtu 4 April 2015, sebuah fenomena alam menarik menyapa bumi. Malam itu, bulan tertutup bayangan bumi.

Bulan akan berganti warna, dari keabu-abuan menjadi merah. Semerah darah. Fenomena itu bisa teramati di Amerika Utara, Australia, dan Asia, termasuk di Indonesia.

Namun menurut narator Planetarium, Cecep Nurwendaya, semakin merah warga gerhana bulan yang terlihat, maka semakin polusi udara yang berada di atmosfer wilayah itu terindikasi semakin pekat.

Semua bermula dari bayangan Bumi yang memiliki cincin luar, yang disebut penumbra, dan inti, disebut umbra. Saat Bulan melewati penumbra, maka ia akan tampak hitam sebagian -- seperti baru ada yang menggigit atau memotong rembulan.

Ketika Bulan melewati umbra, Bulan akan berubah warna menjadi merah tua. Mirip darah. Gerhana matahari total terjadi saat Bulan sepenuhnya tertutup umbra.

Menurut Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) gerhana bulan total itu berlangsung selama 4 menit dan 43 detik. Yang tersingkat pada abad ini.

Meski gerhana total hanya terjadi kurang dari 5 menit, namun, prosesnya lebih panjang. Bulan akan tertutup sebagian di umbra selama 1 jam 40 menit.

Durasi yang pendek dikarenakan Bulan hanya melewati pinggiran umbra.

Mitzi Adams mengatakan, durasi gerhana yang lebih pendek terjadi pada tahun 1529. Hanya berlangsung selama 1 menit dan 41 detik.

3 dari 5 halaman

Migrasi Burung

Azan subuh baru selesai dikumandangkan ketika 3 sosok laki-laki dengan pakaian rapat berjalan beriringan. Mereka menuju ke rawa-rawa sekitar Pantai Sayung, Demak, Jawa Tengah sambil membawa tali, karung, dan juga jaring.

Bukan mencari ikan, mereka tengah berburu burung belibis (dendrocygna). Bulan November merupakan bulan di mana banyak burung belibis melintas, dan biasanya rehat di rawa-rawa serta pantai sepanjang pantai utara (Pantura) Jawa Tengah.

Sementara di tempat lain, Bukit Menoreh Kulonprogo, Yogyakarta, burung elang kelabu nampak melintas. Ada pula elang Pariya dan alap alap Macan. Burung-burung tersebut juga singgah di Sumatera Barat.

"Sudah nalurinya jadi hidup mereka migrasi, Juni-Juli berkembang biak di China, Siberia setelah itu mereka migrasi. Mereka cari tempat tropis yang lebih hangat sampai Januari-Februari, mereka pulang perjalanan pulang lagi. Mei-April mereka berkembang biak. Begitu terus," ujar pengamat burung Yayasan Kutilang Indonesia, Imam Taufiqurrahman di Yogyakarta, Kamis 12 November 2015.

Sejak September hingga November memang masa migrasi bagi sejumlah burung. Jadwal migrasi ini dikenal dengan Fall Migration seiring musim gugur di belahan bumi utara.

Rute migrasi yang melewati Indonesia merupakan satu di antara delapan rute migrasi utama yang dikenal saat ini. Rute tersebut bernama East Asia-Australian Flyway, yang meliputi jalur migrasi dari belahan Asia Timur melewati Indonesia sampai ke Australia.

4 dari 5 halaman

Hujan Es

Juli 2015, hujan es melanda 3 kampung di Distrik Agandugume, Kabupaten Puncak, Papua sejak sebulan lalu. Fenomena ini pun menyebabkan gagalnya hasil kebun dan matinya ternak warga. Akibatnya, ribuan orang terancam kelaparan.

3 Kampung tersebut letaknya sangat terisolir, ditambah tak ada penerangan dan sinyal komunikasi.

Hujan es tahun ini dianggap oleh masyarakat setempat tergolong panjang dan ekstrem. Selain dingin, oksigen juga menipis, sebab tiga kampung terletak di atas ketinggian 2.300 meter di atas permukaan laut.

Hujan es juga terjadi wilayah Kecamatan Bogor Timur, Jawa Barat, tepatnya di Kelurahan Sindangrasa. Nizma Ghatie, salah satu warga mengaku wilayahnya dihujani es.

"Awalnya terdengar suara kencang di atas genting. Tak tuk tak tuk.. begitu bunyinya. Pas dilihat hujan es. Esnya itu sebesar kelereng," tutur Rudi (38) kepada Liputan6.com.

5 dari 5 halaman

Serbuan Babi Liar

Oktober 2015, sejumlah hewan liar, seperti mulai memasuki pemukiman penduduk di Desa Srikaton, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah, Bengkulu. Semua gara-gara kebakaran hutan yang membakar habitat mereka.

Sejumlah tanaman kebun warga menjadi sasaran hewan-hewan yang kelaparan itu. Tanaman ketela pohon yang rencananya akan dipanen bulan depan, habis dimakan babi. 

Kebakaran lahan yang terjadi pada awal September 2015 itu, sempat mereda setelah diguyur hujan satu hari.

Namun api yang masih hidup dalam lahan gambut kembali membesar dan menghanguskan lahan warga lebih luas dari yang terbakar sebelumnya. 

"Yang kita cemaskan, banyak anak-anak. Kalau kena seruduk kan berbahaya," kata Yati Nurwanti, warga Srikaton pada 26 Oktober 2015.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.