Sukses

Golkar Kubu Agung Lobi-lobi Kocok Ulang Pimpinan DPR

Golkar kubu Agung telah mengirim surat tertanggal 18 Desember 2015 perihal penunjukan Agus Gumiwang Kartasasmita untuk menggantikan Setnov.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Golkar versi Munas Ancol, Priyo Budi Santoso menyatakan, pihaknya sedang 'bergerilya' melakukan lobi-lobi kepada partai lain untuk membuka wacana kocok ulang Pimpinan DPR. Hal itu dilakukan setelah Setya Novanto mundur dari kursi Ketua DPR.

"Kami sudah menugaskan teman-teman di DPR yang berkiblat kepada kami untuk melobi partai lain," kata Priyo Budi Santoso di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (21/12/2015).

Priyo mengatakan, pihaknya adalah kepengurusan Golkar yang sah karena masih tercatat di Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) hingga saat ini. "Sehingga semua proses surat menyurat berkaitan pergantian Pimpinan DPR dan fraksi, mau tidak mau yang punya legal standing adakah Golkar kami," ujar dia.

Mantan Wakil Ketua DPR ini menyinggung Golkar kubu Aburizal Bakrie‎ yang dinilainya hanya sepihak menunjuk Ade Komaruddin menggantikan Setya Novanto. Pihaknya juga memiliki rekomendasi untuk menggantikan Setya Novanto menjadi Ketua DPR dan bersedia jika Pimpinan DPR dilakukan kocok ulang.

‎"Karena itu usulan perombakan Pimpinan DPR dan fraksi kemarin tanpa sepengetahuan kami. Ya silakan kalau Aburizal usulkan itu, tapi kami sebagai pengurus sah juga punya hak. Intinya jika tetap diminta Ketua DPR kami siapkan nama Agus Gumiwang. Dan jika kocok ulang pun siap kami akan dapat Wakil Ketua DPR (sebagai partai peringkat dua pemilu legislatif)," beber Priyo.

Sudah Kirim Surat

Priyo menyatakan, pihaknya telah mengirimkan surat tertanggal 18 Desember 2015 perihal penunjukan Agus Gumiwang Kartasasmita untuk menggantikan Setya Novanto menjadi Ketua DPR kepada Sekretariat DPR‎. Namun, Pimpinan DPR hanya menerima dan mengumumkan Ade Komaruddin sebagai pengganti Setya Novanto.

"Surat penunjukan Agus Gumiwang sudah dikirim, tapi memang duluan surat kubu Aburizal‎ Bakrie," lanjut Priyo.

‎Untuk membahas polemik tersebut,‎ Priyo mengaku pihaknya membuka ruang dialog dengan kubu Aburizal Bakrie untuk membicarakan persoalan pengajuan nama pengganti Setya Novanto, yang sebelumnya sudah mengundurkan diri karena kasus Freeport.

"Kami membuka diri menmbicarakan ini dalam suasana kekeluargaan. Hanya dengan cara itu bisa tertib. Kalau tidak, tidak akan selesai karena kami mengusulkan surat yang sama ke pimpinan DPR," tandas Priyo.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.