Sukses

Puluhan Rumah di Majene Rusak Diterjang Puting Beliung

Tidak ada korban jiwa dalam musibah puting beliung ini, namun kerugian materil mencapai ratusan juta rupiah.

Liputan6.com, Majene - Puluhan rumah dan fasilitas umum di Majene, Sulawesi Barat rusak. Puluhan bangunan itu rusak setelah diterjang puting beliung.

"Puluhan rumah warga rusak parah diterjang angin puting beliung yang terjadi pagi tadi (Minggu 20 Desember 2015)," kata Ilham, Staf STIKES Bina Bangsa Majene, seperti yang dilansir Antara, Senin (21/12/2015).

Menurut dia, cuaca buruk kali ini juga menyebabkan sejumlah sekolah dan mobil warga rusak setelah tertimpa material yang diterbangkan angin kencang. Embusan angin puting beliung ini menerpa kabupaten ini, sebelum turun hujan deras.

Pemukiman warga yang diterjang puting beliung antara lain lingkungan Rusu-rusung Kelurahan Labuang Utara serta di lingkungan Lutang, Kelurahan Tande Timur. Kedua lokasi ini berada di kecamatan Banggae Timur.

Mayoritas bangunan rusak pada bagian atap. Sejumlah rumah lainnya, terutama rumah panggung, rusak pada bagian dinding.

Terjangan angin puting beliung juga merusak atap bangunan sejumlah sekolah antara lain gedung Laboratorium Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Bina Bangsa Majene serta gedung TK Asyiyah Lutang.

"Kami semua kaget, tiba-tiba terjadi angin kencang berputar, saya dan teman-teman lari keluar, atap terbongkar, lalu atap seng beterbangan ke jalan," kata Ilham.

Terjangan angin puting beliung kali ini juga menyebabkan sejumlah mobil warga yang terparkir di daerah Rusu-rusung mengalami kerusakan, kaca mobil pecah tertimpa material yang terbawa angin kencang.

Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, namun kerugian materil mencapai ratusan juta rupiah.

Sementara itu, pengguna jalur trans lintas barat (jalinbar) Sulawesi sempat terhambat menyusul longsor yang terjadi di daerah Arewataa, Kecamatan Pamboang, Majene.

Longsor terjadi setelah hujan deras kembali melanda Majene 2 hari terakhir. Tebing Arewataa yang berada di tepi jalur trans Sulawesi retak dan kemudian jatuh ke badan jalan.

Material longsor yang kebanyakan batu besar memenuhi badan jalan. Oleh karena itu, kendaraan yang melaju dari arah utara maupun sebaliknya, terhambat.

Hari ini, jalur penghubung antarprovinsi di Sulawesi ini sudah bisa dilalui namun pengendara hanya bisa menggunakan bahu jalan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.