Sukses

‎Kapten Dwi di Mata Sahabat: Perwira Pintar dan Pekerja Keras

Dalam jenjang pendidikan perwira, Dwi beberapa kali menyabet ranking semasa menjalani pendidikan perwira.

Liputan6.com, Jakarta - Kapten Penerbang (Pnb) Antoni Hanafi gemetar. Kecelakaan yang menimpa sahabat karibnya, Kapten Dwi Cahyadi, masih teringat jelas di kepalanya. Dwi, yang juga rekan satu angkatan di Akademi Angkatan Udara (AAU) 2005 gugur saat beratraksi di gelaran Gebyar Dirgantara 2015 di Yogyakarta.

"Sebagai sesama pilot ini adalah yang tidak diinginkan, tidak ada orang yang mau celaka. Apalagi almarhum seperti saudara buat saya. Jadi seperti kehilangan saudara sendiri, saya sampai gemetar," ujar pria kelahiran Sumatera Selatan ini memulai perbincangan dengan Liputan6.com, Jakarta, Minggu (20/12/2015).

Hanafi ‎sudah tidak dapat mengukur kedekatan dirinya dengan Dwi. Semasa di AAU, mereka menghabiskan masa pendidikan bersama. Selain Dwi, ada rekan satu angkatan mereka yang juga dekat dengan Hanafi dan Dwi, Kapten (Pnb) Sandy Permana.

Sandy‎ merupakan salah satu perwira yang gugur dalam kecelakaan pesawat Hercules di Jalan Jamin Ginting, Medan, Sumatera Utara, Juli 2015.

Di mata Hanafi, sosok Dwi dikenal periang dan pekerja keras. Dalam jenjang pendidikan perwira, Dwi beberapa kali menyabet ranking semasa menjalani pendidikan perwira, seperti ‎Sekolah Kesatuan Komando Angkatan Udara (Sekkau) dan juga saat duduk di AAU.

‎"Karirnya termasuk menanjak cepat untuk usia setingkat almarhum, bagaimana tidak di usia yang tidak standar yang muda almarhum sudah mengenyam Sekolah Instruktur duluan," tutur Hanafi.

Di Sekolah Penerbang (Sekbang) TNI AU, baik Hanafi, Almarhum Dwi, dan Almarhum Sandy, adalah perwira-perwira mumpuni. Di sekolah tersebut ketiganya menyabet peringkat. Almarhum Sandy mendapat peringkat 1, Hanafi peringkat 2, serta Almarhum Dwi di peringkat 3.

Kapten Dwi Cahyadi gugur bersama Letkol Marda Sarjono saat atraksi di Gebyar Dirgantara 2015, Minggu (20/12/2015). Keduanya saat peristiwa terjadi tengah berakrobat dengan pesawat T-50i Golden Eagle, pesawat latih tempur buatan Korea Selatan.

Pihak TNI AU masih mendalami dan menginvestigasi untuk mengetahui penyebab kecelakaan dengan menggandeng negara pembuat pesawat tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini