Sukses

Kapolda Minta Ormas Bertikai di Lapas Kerobokan Tak Balas Dendam

Polisi meminta kepada kedua belah pihak bertikai untuk menyudahi persoalan tersebut.

Liputan6.com, Denpasar - Dua ormas terlibat keributan di Lapas Kerobokan, Bali. Untuk mengantisipasi dan menyelesaikan pertikaian itu, Kapolda Bali, Inspektur Jenderal Sugeng Priyanto mengumpulkan keduanya yakni Laskar Bali dan Baladika Bali.

Keduanya dipertemukan di Mapolda Bali. Selain perwakilan dari masing-masing ormas, hadir pula sejumlah pejabat yakni Kasdam IX Udayana, Brigjen Hadi Kusnan Ketua DPRD Bali, Nyoman Adi Wiryatama, Ketua MUDP, Jro Bendesa dan sejumlah pejabat lainnya.

Pada kesempatan itu, Kapolda mengaku sengaja mengambil langkah cepat untuk mempertemukan kedua ormas. Dia meminta kepada kedua belah pihak bertikai untuk menyudahi persoalan tersebut.

"Cukup sampai di sini. Jangan terjadi upaya atau tindak lanjutan berupa balas dendam," kata Kapolda di Mapolda Bali, Jumat (18/12/2015).

Menurut dia, pelaku kekerasan telah ditangkap untuk dimintai pertanggungjawaban. "Mereka yang melakukan proses hukum akan tetap menjalaninya. Tetapi untuk sesuatu yang belum terjadi kita cegah bersama-sama," papar Sugeng.

Kronologi

Bentrok tersebut terjadi di antara napi sekitar pukul 15.00 WIB dalam lapas. 2 Orang meninggal dunia pada kejadian itu. "Putu Sumariana alias Robot dan Wayan Permana Wiyasa adalah korban meninggal pada bentrok di lapas. Ada 2 korban luka yakni Putu Yaskara Putra dan Nyoman Adi Wibawa," beber Sugeng.

Selanjutnya, kata dia, bentrok melebar ke luar lapas. Massa dari luar lapas memaksa masuk ke lapas. Sugeng menduga penghuni lapas menghubungi rekannya di luar lapas untuk meminta bantuan.

"Ada massa dari luar. Ada yang memberi tahu menelepon keluar sehingga datang massa. Diredam situasi bisa dikembalikan. Massa bisa kembali," urai Sugeng.

Pada saat 2 kelompok di luar hendak kembali ke basecamp-nya, mereka rupanya bertemu di Jalan Teuku Umar, Denpasar. "Terjadi bentrok sekitar pukul 18.00 WITA. 2 Korban tewas pada bentrok di Teuku Umar yakni atas nama Ketut Budiarta dan Mister X, karena tidak ada KTP-nya," kata dia.

"Korban luka 3 orang yakni Ferdian, Suryata dan Wayan Sudarsana," tambah Sugeng.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.