Sukses

Sekolah Kebanjiran, Siswa SMA di Jambi Terpaksa Ngungsi

Banjir merupakan masalah tahunan yang harus mereka hadapi.

Liputan6.com, Jambi - Hujan lebat membuat debit air Sungai Batanghari di Jambi meningkat. Akibatnya, sejumlah daerah pun kebanjiran.

Seperti yang terjadi di Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim). Sebuah sekolah tingkat SMA terendam. Seluruh siswa terpaksa diungsikan.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Liputan6.com, sekolah yang terendam banjir di Kabupaten Tanjabtim adalah sekolah Perintis di SK 7 Desa Rantau Makmur, Kecamatan Berbak.

"Sudah dua hari terakhir sekolah tidak bisa digunakan karena banjir masuk ke dalam kelas," ujar Kepala SMA Perintis SK 7, Yopi saat dihubungi dari Jambi Kamis (17/12/2015).

Menurut Yopi, untuk mengikuti kegiatan belajar-mengajar, siswa SMA Perintis harus diungsikan ke lokasi yang tidak terkena banjir, yakni di salah satu madrasah terdekat. "Ini banjir musiman, biasa merendam halaman sekolah. Lama-lama merendam ruang kelas," kata Yopi.

Di SK 7, kata Yopi, banjir merupakan masalah tahunan yang harus mereka hadapi. Untuk itu, ia berharap ada solusi dari pemerintah agar banjir tak lagi mengganggu aktivitas belajar-mengajar siswa dan juga keseharian warga.

"Kasihan anak-anak harus mengungsi jika sekolah kebanjiran," ujar dia.

Sementara itu Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi, Arief Munandar menyebutkan, ada 3 kabupaten/kota yang parah terkena banjir akibat hujan. Yakni, Kota Jambi, Muarojambi, dan Batanghari. Namun yang terparah terjadi di Kota Jambi.

"Saya dapat laporan ada di beberapa kecamatan banjir di Kota Jambi," ucap Arief.

Menurut Arief, banjir memang disebabkan oleh hujan yang turun dengan intensitas sedang hingga lebat. Debit air sungai juga semakin naik, serta terjadi pendangkalan sungai akibat dinding sungai yang longsor. Selain itu, tersumbatnya drainase juga menjadi pemicu banjir.

"Debit air Sungai Batanghari saat ini 11,55 meter. Debit air tersebut masih belum membahayakan. Ketika debit air sudah mencapai 13,5 meter, baru pemerintah akan menetapkan status Siaga IV," pungkas Arief.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini