Sukses

Tumpukan Sampah di Sungai Jadi Inspirasi Ahok Bangun Smart City

Ahok geram melihat koordinasi antarinstansi di lingkungan Pemprov yang kacau, seperti koordinasi penanggulangan sampah di sungai.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sangat ambisius membangun Ibu Kota menjadi Smart City. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok bercerita awal tercetusnya ide Smart City lantaran ia geram melihat koordinasi antarinstansi di lingkungan Pemprov kacau, seperti koordinasi penanggulangan sampah di sungai.

"Smart City DKI ini sebetulnya lebih banyak dari partisipasi orang, dan sebagian itu adalah khayalan saya. Supaya saya gampang untuk bekerja. Misalnya kenapa saya masukkan alat berat? Saya kesal kenapa sungai-sungai enggak digali? Sampah enggak diangkut," terang Ahok usai jadi pembicara dalam seminar Smart City 2015 di Balai Kota Jakarta, Selasa 15 Desember 2015.

Dari masalah-masalah tersebut, dia menginginkan adanya suatu sistem terintegrasi yang mampu mendukung pengawasan semua kegiatan operasional di Jakarta. Dalam hal sampah dan sungai misalnya, dia ingin Smart City mampu mendeteksi kegiatan alat-alat berat milik Pemprov DKI, aktivitas orang-orang di lapangan serta berapa banyak bahan bakar minyak yang habis untuk kegiatan tersebut.

"Ngawasinnya gimana Jakarta yang begitu luas? Makanya saya ngomong Smart City DKI untuk mengetahui posisi alat di mana, kerja berapa jam, sisa minyaknya berapa. Makanya saya berani bilang mayoritas enggak kerja," cetus dia.

Nantinya, Ahok juga berencana memasang GPS yang terintegrasi dengan Smart City di truk-truk pengangkut sampah karena berdasarkan pengalaman, truk sampah milik Dinas Kebersihan Pemprov DKI sering menyimpang dari kegiatan dinas dan digunakan untuk kepentingan pengemudi truk itu sendiri.

"Truk sampah kami juga suka melenceng. Ini ada apa di GPS bisa kelihatan gitu. Dia ke rumah duka, ke restoran, ke mal. Sampah masyarakat kagak diangkut-angkut. Kalau perlu dibuat aplikasi, kalau truk itu keluar dari jalurnya muncul notifikasi ke Sudin terdekat, baru kita tangkap," tandas Ahok.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini