Sukses

Hillary Clinton: Donald Trump Tak Lagi Lucu, Ia Berbahaya

Hillary Clinton menentang keras usulan Trump. Menuduhnya memberikan alat propaganda luar biasa bagi ISIS.

Liputan6.com, Washington DC - Sejumlah retorika dilancarkan Donald Trump demi memenuhi ambisinya menjadi Presiden Amerika Serikat. Belakangan ia bikin heboh dengan mengusulkan pelarangan muslim masuk ke AS.

Rivalnya, Hillary Clinton menentang keras usulan Trump. Mantan ibu negara itu menyebut, apa yang dilontarkan konglomerat real-estate itu "berbahaya".

"Sekarang dia sudah melewati batas," kata Hillary Clinton dalam wawancara program Late Night with Seth Meyers, seperti dikutip dari BBC, Sabtu (12/12/2015).

"Apa yang dia katakan tak hanya memalukan dan salah, tapi juga berbahaya." Nyonya Clinton menambahkan, "Kupikir ia tak lagi lucu."

Kandidat capres Partai Demokrat itu menambahkan, dengan pernyatannya, Trump justru memberikan 'alat propaganda' bagi ISIS untuk merekrut lebih banyak pengikut dari Eropa dan AS.

Trump 'panen' kecaman global gara-gara usulannya, yang dilontarkan pasca-serangan yang dilakukan pasangan muslim di San Bernardino, California.



Survei baru-baru ini menunjukkan, mayoritas warga AS menentang ide Trump, hanya 25 persen yang sepakat.

Selain soal Trump, Hillary juga disodori pernyataan tentang peran suaminya, Bill Clinton jika ia terpilih sebagai Presiden AS -- sebagai perempuan pertama yang jadi penguasa Gedung Putih.

Bill Clinton, yang adalah mantan presiden, kata dia, akan sangat membantunya menghadapi 'orang-orang sulit' seperti Presiden Rusia, Vladimir Putih.

Namun, Hillary menambahkan, Presiden ke-42 AS itu tentu saja tak bisa dimintai nasihat soal pengaturan rangkaian bunga.

Hillary Clinton dan Donald Trump kini merajai perolehan suara dalam jajak pendapat di masing-masing partai.

Sementara itu, sejumlah tokoh dunia terus bersuara, menentang Trump. Bahkan dari para sekutu AS.

Perdana Menteri Inggris, David Cameron tak biasanya mengeluarkan pernyataan bernada kritik pada kandidat capres AS dari partai Republik itu.

Menurut dia, pernyataan Trump, "memecah belah, sama sekali tak membantu, dan salah kaprah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.