Sukses

Partai Kanselir Angela Merkel Serukan Larangan Burqa di Jerman

Partai CDU mengatakan bahwa pakaian muslim untuk wanita yang menutupi seluruh tubuh bertentangan dengan nilai-nilai Jerman.

Liputan6.com, Berlin - Di bawah tekanan untuk memperketat kebijakan terhadap migran, kaum konservatif pendukung Kanselir Jerman Angela Merkel menyerukan larangan terhadap burqa, dengan mengatakan bahwa pakaian yang menutup seluruh tubuh (kecuali mata) yang dikenakan oleh beberapa perempuan muslim itu seharusnya tidak dipakai di depan umum.

Usulan sebanyak 18 halaman, yang akan diperdebatkan oleh delegasi Partai CDU pada kongres yang dimulai Senin, 14 Desember lusa di barat daya Kota Karlsruhe mengatakan bahwa pakaian muslim untuk wanita yang menutupi seluruh tubuh bertentangan dengan nilai-nilai Jerman.

"Siapa pun yang memakai burqa menunjukkan bahwa mereka tidak siap untuk berintegrasi dalam masyarakat Jerman yang bebas dan terbuka. Oleh karena itu, kami menolak penggunaan penutup seluruh tubuh di depan umum," demikian bunyi resolusi tersebut seperti dikutip Reuters, Jumat 11 Desember 2015.

Tetangga Jerman, Prancis, telah mengadopsi larangan burqa pada 2011, tetapi pemerintah Jerman menolak langkah tersebut.

Popularitas Merkel

Dalam agenda utama Kongres Partai CDU mendatang di Kota Karlsruhe yang akan merupakan ujian bagi otoritas Merkel, pimpinan partai Kristen Demokrat Bersatu (CDU) menolak seruan beberapa anggota partai untuk memberlakukan 'Obergrenze', atau pembatasan jumlah pengungsi yang memasuki Jerman.

Tetapi, untuk memuaskan para pengritik, pemerintahan Merkel mengadopsi kebijakan yang ketat pada berbagai hal lain terkait imigrasi, mulai dari keamanan sampai integrasi.

Sekitar satu juta pencari suaka, kebanyakan dari negara-negara Muslim seperti Suriah, Irak dan Afghanistan, diharapkan tiba di Jerman tahun ini, jauh lebih banyak daripada jumlah migran di negara-negara Eropa lainnya. Hal ini telah mengurangi dukungan bagi partai CDU yang berkuasa dan mengurangi popularitas Merkel.

Beberapa anggota Partai CDU mendesak Merkel untuk mengurangi jumlah migran yang masuk ke Jerman pada saat pemilu diadakan pada bulan Maret, atau jika tidak, peluang Merkel untuk bisa menjabat sebagai Kanselir yang keempat kalinya pada 2017 akan berada dalam bahaya.**

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini