Sukses

JK: Periksa Ulang, Jangan-jangan Beli Helikopter Buangan India

India sempat mewacanakan membeli helikopter jenis‎ Agusta Westland AW101. Heli jenis ini sama dengan yang akan dibeli Indonesia.

Liputan6.com, Surabaya - Wakil Presiden Jusuf Kalla khawatir TNI Angkatan Udara akan membeli helikopter buangan India. Pasalnya, India sempat mewacanakan membeli helikopter jenis‎ Agusta Westland AW101. Heli jenis ini sama dengan yang akan dibeli Indonesia.

"Jangan-jangan kami khawatir, jangan-jangan helikopter buangan dari India itu mau dibeli Indonesia. Periksa ulang," kata JK di Surabaya, Jawa Timur, Senin (30/11/2015).

Mantan Ketua Umum Golkar itu pun meminta agar jangan sampai skandal pembelian helikopter di India terjadi juga di Indonesia.

"Jangan terjadi skandal kayak di India. Di India itu, helikopter yang sama terjadi skandal besar di India," ujar dia.

Pada 2013 lalu, uang yang harus dikeluarkan pemerintah India untuk membeli helikopter tergolong mahal. Setelah ditelusuri, ternyata ada praktik korupsi di dalam pembelian tersebut.


"Terlalu mahal, dianggap korupsi. Menterinya, panglimanya, kena hukuman penjara dan dirut perusahaan itu masuk penjara 2 tahun lalu pada 2013," ucap JK.

Kepala Dinas Penerangan TNI-AU Marsma Dwi Badarmantyo menjelaskan Agusta Westland AW-101 ini dibeli untuk menggantikan helikopter jenis Super Puma. Heli itu biasanya digunakan untuk Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) jika berkunjung ke berbagai daerah di Indonesia.

Agusta Westland adalah perusahaan pembuat beberapa jenis helikopter yang berbasis di Italia. Perusahaan ini merupakan bentuk dari joint venture antara Italia dan Inggris.

Dwi menambahkan AW-101 buatan Italia ini dipilih‎ setelah melalui beberapa proses seleksi yang dilakukan TNI-AU. Heli jenis ini dianggap memiliki kemampuan yang mumpuni untuk pengamanan kelas VVIP. Selain itu, tipe tersebut diklaim lebih nyaman.

Bukan tanpa alasan TNI-AU melakukan penggantian fasilitas VVIP. Dikatakan Dwi, saat ini kondisi helikopter Super Puma sudah memasuki usia rata-rata 25 tahun dan ini sangat mempengaruhi keselamatan dan pengamanan VVIP. (Nil/Ans)**

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini