Sukses

Cuplikan 'Business Think' Perdana di Indonesia

Business Think, wadah berbagi wawasan seputar bisnis dan masa depan perekonomian Indonesia digelar untuk pertama kalinya.

Liputan6.com, Jakarta University New South Wales (UNSW) menggelar perhelatan internasional Bussiness Think yang pertama di Indonesia. Acara tersebut dihadiri oleh para pakar, pengusaha terkemuka, duta besar sahabat serta, alumni UNSW untuk berbagi wawasan seputar bisnis dan masa depan perekonomian Indonesia.

Acara yang digelar di Lantai 8 SCTV Tower, Senayan, Jakarta juga diisi sesi diskusi yang menampilkan lima panelis yakni, Deputi CEO PT Supra Boga Lestari Tbk, Meshvara Kanjaya; CEO Sintesa Group, Shinta Kamdani; penasihat ekonomi Wapres RI sekaligus petinggi Gemala & Santini Group, Sofjan Wanandi, dan mantan Dubes RI untuk Amerika Serikat Dino Patti Djalal.

Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Luhut Pandjaitan juga hadir dan memaparkan tantangan dan kebijakan ekonomi pemerintah Jokowi–JK.

Menurut Luhut pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terus meningkat di masa depan. Iklim bisnis juga diharapkan akan semakin kondusif seiring dengan perbaikan dan efisiensi yang dilakukan melalui paket-paket kebijakan yang dirilis akhir-akhir ini, ditambah lagi dukungan sejumlah proyek infrastruktur besar yang tengah digarap di sejumlah daerah.

Namun, masih ada sejumlah masalah yang berpotensi mengganggu iklim usaha di Tanah Air, yaitu terkait isu keamanan dan stabilitas sosial-politik, juga ancaman narkoba.

Dia menuturkan, radikalisme menjadi ancaman serius untuk Indonesia. Apalagi dengan merebaknya fenomena ISIS -- yang juga menjadi isu ancaman keamanan global.

Kelompok ekstremis itu bahkan mendalangi serangan teror di Paris, Prancis pada 13 November 2015 yang menewaskan 130 orang dan menyebabkan ratusan lainnya luka-luka.

"Radikalisme melahirkan kelompok teroris semacam ISIS. Gerakan mereka menjadi ancaman serius di seluruh dunia," kata Menko Luhut Pandjaitan.

Menko Luhut mengatakan, ISIS sudah berpenetrasi ke Indonesia. Menurut data yang dimiliki aparat keamanan, ada 800 orang Indonesia yang bergabung dalam ISIS dan terbang ke Irak serta Suriah. 284 di antaranya telah teridentifikasi dan 516 lainnya masih diinvestigasi. Beberapa di antara mereka telah kembali ke Tanah Air.

Untuk mengatasi hal itu pemerintah menggandeng berbagai kelompok di masyarakat terutama dua organisasi besar seperti NU dan Muhammadiyah serta ulama Islam untuk melakukan kampanye melawan ISIS.  Ia menekankan kalau ISIS bukanlah Islam.

Pada kesempatan yang sama, Profesor Ian Jacobs, President and Vice Chancellor UNSW dalam sambutannya mengatakan UNSW berharap hubungan baik yang selama ini tercipta antara UNSW dan Australia dengan Indonesia akan terus berlanjut terutama di bidang kerjasama ekonomi dan bisnis.

Menurut Profesor Ian Jacobs, Indonesia bukan hanya menjadi mitra perdagangan penting bagi Australia, namun juga patner pendidikan dan ekonomi.

Kampus UNSW terletak di Kensington, sekitar 7 kilometer dari pusat kota Sydney. UNSW masuk dalam jajaran 50 perguruan tinggi terbaik di dunia, terutama dalam hal sistem pengajaran dan riset.

Saksikan cuplikan acara Business Think pertama yang digelar di Indonesia:

 

(Rie/Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.