Sukses

Unjuk Rasa, 2 Warga Antitambang di Banyuwangi Diduga Tertembak

Aparat tak bisa menutup tambang tersebut karena pendirian perusahaan tambang itu sudah sesuai prosedur.

Liputan6.com, Banyuwangi - 2 Warga antitambang di kawasan Gunung Tumpang Pitu, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, dikabarkan tertembak. Itu terjadi saat mereka berunjuk rasa di lokasi tambang emas tersebut pada Rabu 25 November 2015.

"Kami mendapat informasi 2 warga tertembak, namun belum bisa memastikan apakah mereka benar-benar tertembak karena aparat kepolisian hanya menggunakan peluru karet," kata Kapolres Banyuwangi, AKBP Bastoni Purnama di Banyuwangi, yang dikutip Antaranews.com, Kamis (26/11/2015).

Ia menambahkan, jumlah warga yang melakukan demonstrasi penolakan tambang emas Tumpang Pitu tersebut sekitar 600 orang. Jumlah itu lebih banyak dibandingkan jumlah aparat kepolisian gabungan sebanyak 400 personel.

"Ada 1 anggota Polres Banyuwangi yang terluka akibat lemparan batu para pengunjuk rasa hingga harus mendapat perawatan di klinik PT BSI dan beberapa anggota lain juga terkena pukulan batu tersebut," tutur Bastoni.

Bastoni menjelaskan, massa telah melakukan tindakan anarkis dengan membakar sejumlah sarana dan prasarana milik PT BSI di sekitar lokasi penambangan emas di Kecamatan Pesanggaran.

"Massa membakar kendaraan penambang, kantor pengamanan, dan camp milik PT BSI. Kemarahan warga antitambang itu merupakan akumulasi puncak tuntutan penutupan tambang emas di Tumpang Pitu, namun kami duga ada provokator hingga menyebabkan warga berbuat anarkhis," papar dia.

Ia mengatakan warga menolak keras keberadaan tambang emas di Tumpang Pitu, namun sejauh ini aparat kepolisian tidak bisa menutup tambang itu karena semua izin yang dimiliki PT BSI sudah sesuai prosedur.

"Kami terus berupaya melakukan negoisasi dengan warga, agar suasana kondusif di sekitar pemukiman warga di Kecamatan Pesanggaran," kata dia.

Penyerbuan warga ke area tambang emas Tumpang Pitu itu adalah bentuk kekecewaan karena hingga kini kawasan tambang tersebut tidak ditutup dan terus melakukan eksploitasi tambang emas. Padahal seluruh warga menolak pertambangan tersebut. (Ali/Ans)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini