Sukses

Ayah Mahasiswa UI: Ini Bulan Baik Penyelidikan Kasus Akseyna

Menurut sang ayah, pada bulan ini tanggal dan hari kematian Akseyna jatuh di hari yang sama.

Liputan6.com, Jakarta - Tak ada kata menyerah bagi Kolonel (Sus) Mardoto untuk mengungkap kasus pembunuhan anaknya, Akseyna Ahad Dori. Dia mengatakan, berdasarkan penanggalan Kejawen, November merupakan bulan yang baik untuk polisi memaksimalkan penyelidikan kasus kematian Akseyna.

Terlebih, pada bulan ini, tanggal kematian Akseyna jatuh di hari yang sama.

"Senin, 23 Maret 2015 dan Senin, 23 November 2015 di penanggalan Jawa adalah Senin Legi. Lalu Kamis 26 Maret 2015 dan Kamis 26 November 2015 merupakan Kamis Wage. Ini kan baik (tanggal dan hari baik) kalau bagi orang Jawa," kata Mardoto ketika dihubungi dari Jakarta, Kamis (26/11/2015).

Berbeda dengan polisi yang menyatakan Akseyna meninggal pada 24 Maret 2015, Mardoto meyakini anak laki-lakinya itu tewas 23 Maret. Hari di mana rekan-rekan Akseyna melihatnya untuk terakhir kali.

"Senin tanggal 23 di bulan Maret lalu merupakan hari terakhir di mana Akseyna masih ada dan terlihat. Setelah itu kan dia tak diketahui lagi. Makanya saya menghitung dari tanggal itu," jelas Mardoto.

Sebelumnya, Akseyna ditemukan tewas mengambang di Danau Kenanga UI, Depok, Jawa Barat, Kamis 26 Maret 2015.


Awalnya, Kepolisian Resort Kota Depok menyimpulkan mahasiswa jurusan Biologi Fakultas MIPA UI ini bunuh diri. Namun, keluarga Akseyna ragu dan meminta polisi untuk menyelidiki kembali penyebab kematian Akseyna.

Dua bulan kemudian, saat jabatan Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya dipegang Kombes Krishna Murti, polisi mengatakan, pemuda yang akrab disapa Ace itu tidak bunuh diri. Ada bekas robekan di sepatu bagian belakang Akseyna. Temuan ini yang mengungkap dugaan Akseyna diseret oleh seseorang.

Hingga usia kasus Akseyna tepat 8 bulan, Kamis (26/11/2015), polisi mengaku masih berupaya membongkar kasus ini. Satu-satunya alasan penyelidikan ini mengalami kesulitan adalah lokasi sekitar ditemukan mayat Akseyna (TKP) sudah rusak. Ketika itu TKP tidak langsung diberi garis polisi saat masyarakat mengerumuni. (Bob/Sun)*

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini