Sukses

Aksi Penumpang Kereta di Inggris Bela Muslimah Korban Rasisme

Para penumpang lain bahkan meminta pelaku pelecehan rasial terhadap muslimah keluar dari kereta. Mengusirnya pergi.

Liputan6.com, Newcastle- Sabtu sore itu Ruhi Rahman menaiki kereta gerbong Tyne and Wear Metro, yang menempuh rute Newcastle dan Whitley Bay, Inggris. Muslimah berjilbab tersebut lantas duduk, bersisian dengan adik perempuannya.

Tiba-tiba seorang pria menghardik mereka. "Jangan duduk di bangku itu. Ini negaraku," kata dia. "Kalian yang mengebom negara lain tak berhak tinggal sini!"

Sebelum Ruhi Rahman sempat bereaksi, menanggapi tuduhan itu, seorang perempuan yang duduk di sebelah membelanya.

"Beberapa saat kemudian, hampir semua orang dalam gerbong kereta datang dan membela kami. Memberikan dukungan," kata dia, yang menganggap para pembelanya berhati 'malaikat'.

Salah satunya, tambah perempuan berjilbab itu, adalah seorang fans sepakbola yang menggunakan seragam tim kesayangan. Pria itu yang mula-mula mengusir pelaku.

Setelah pelaku diturunkan di stasiun selanjutnya, semua orang yang ada dalam gerbong bertepuk tangan. Mereka juga memberikan pelukan hangat pada Rahman dan adiknya.

"Hal itu membuktikan dunia ini penuh dengan orang-orang yang baik," kata Ruhi Rahman. "Perempuan di sebelahku bahkan menangis, ia mengaku ikut tak terima dengan perkataan pria tersebut."

Perempuan 23 tahun tersebut berharap, orang-orang tak berpikiran sempit terhadap muslim. "Sebab, Islam tak seharusnya dipersalahkan atas kelakuan para oknum. Sebab, Islam adalah agama yang menjunjung perdamaian, bukan terorisme."

 

Korban pelecehan rasial, Ruhi Rahman mengucapkan terimakasih pada orang-orang yang membelanya (Facebook)



Ia juga berterima kasih pada mereka yang berani bertindak, tak hanya berdiam diri, untuk membela korban pelecehan rasial yang terjadi. "Anda semua telah mengubah hal negatif menjadi sesuatu yang sangat positif."



Sementara itu Sharon Kelly, direktur pelaksana  DB Regio Tyne and Wear, yang mengoperasikan kereta, meminta siapapun yang mengetahui tentang insiden itu untuk melapor ke polisi.

"Keamanan penumpang kami adalah yang utama. Insiden seperti itu jarang terjadi, namun sama sekali tak bisa ditolerir."

Ia menambahkan, penyelidikan sedang dilakukan. "Kami bekerja sama dengan polisi untuk melacak pelaku. Salah satunya dengan cara menelaah rekaman CCTV."

Sementara, Inspektur Ian King dari kepolisian mengaku mendapat laporan insiden rasial di kereta sekitar pukul 16.45, Sabtu lalu.

"Kepolisian Northumbria menentang keras segala bentuk tindakan penyerangan terhadap kaum minoritas. Dan kami akan menyelidiki laporan tersebut," kata dia. (Ein/Rie)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.