Sukses

Pengakuan Gigolo Yogya Puaskan Tante Hingga Pasangan Suami-Istri

Pria yang telah menjadi gigolo sejak 2013 ini telah menyediakan jasa seks dan prostitusinya dengan istilah swinger.

Liputan6.com, Yogyakarta - Di balik statusnya sebagai kota pendidikan dan kebudayaan, Yogyakarta ternyata menyimpan berbagai kondisi sosial. Termasuk urusan seks dan prostitusi.

Hal tersebut dialami seorang berinisial BW. Pria yang telah menjadi gigolo sejak 2013 lalu ini telah menyediakan jasa seks dan prostitusinya dengan istilah swinger. Kata ini merupakan aktivitas seks yang dilakukan oleh 3 orang atau lebih.

Dalam penuturannya, BW mengungkapkan jasa esek-eseknya itu sering dilakukan untuk pasangan suami-istri yang ingin merasakan sensasi beda dalam urusan ranjang.

Ia terjun ke dunia pemuas nafsu berawal dari ajakan teman yang memasukkan namanya ke dalam grup swinger di BlackBerry. Sejak tergabung dalam grup itu, ia mengaku sering mendapatkan permintaan jasa seks dari beragam kalangan.

"Awalnya ada teman yang cerita, lalu saya diajak. Ya, saya memang mau coba-coba, lalu dimasukkan ke grup itu," cerita BW di salah satu Cafe di Yogyakarta, Senin 23 November 2015 lalu.

Mahasiswa semester tujuh kampus swasta itu menyebut, dalam grup hanya ada 30 orang yang menjadi anggota. Grup ini pun tertutup sehingga tidak sembarang orang dapat mengaksesnya.

Dalam grup ini, ia dan teman-temannya dapat bertransaksi dengan sejumlah kalangan. Mulai dari ibu-ibu, tante-tante, pria, sampai pasangan suami-istri.

Untuk pasangan suami-istri, ia menawarkan jasa spesial yakni berupa swinger. 'Pesanan' didapat dari sejumlah daerah.

"Kebanyakan yang booking untuk swinger pasangan suami-istri muda. Umurnya sekitar 35 lah. Ada dari Yogya, Solo, Madiun," jelas BW.

Dalam sebulan, ujar BW, ia bisa melayani permintaan swinger antara 3 hingga 4 kali. Operasi itu biasanya dilakukan di sebuah hotel agar lebih aman. Sedangkan pelanggannya, berasal dari kalangan ibu-ibu muda atau tante-tante jika permintaan swinger sepi.

"Kalau berbagai gaya ya antara Rp 300 ribu sampai Rp 500 ribu. Itu di luar biaya sewa kamar hotel. Kalau mainnya di hotel, lebih aman. Biaya hotel juga mereka yang bayar," ungkap BW. (Ali/Sun)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini