Sukses

Helikopter AS Jatuh di Korsel, 2 Pilot Tewas

Heli itu dalam misi latihan bersama rutin dengan Korsel. Pentagon tengah menyelidiki penyebab jatuhnya heli tersebut.

Liputan6.com, Seoul - Helikopter milik Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) dilaporkan jatuh di Korsel pada Senin 23 November 2015. Menurut otoritas keamanan, heli itu dalam misi latihan.

Akibat helikopter penyerang jatuh di kota Wonju, Provisn Gangwon, 2 pilot yang mengemudikannya tewas. 

Juru bicara Pentagon, Kapten Jeff Davis mengatakan heli itu sedang dalam latihan antara 2 negara dan dimiliki oleh Second Infantr Division.

"Helikopter itu jatuh saat latihan rutin, dengan berat hati mengumumkan dua pilot kami gugur dalam insiden itu," kata Davis, seperti dilansir Reuters.

"Meski begitu, kami akan menginvestigasi penyebab jatuhnya heli," tambahnya.

Sejauh ini identitas kedua pilot masih dirahasiakan demi privasi keluarga.

Saat ini ada sekitar 28.500 prajurit AS berada di Korsel dalam rangka latihan militer bersama. Keberandaan pasukan tersebut membuat Korea Utara curiga bahwa latihan itu ditujukan untuk menyerang mereka.

Di hari yang sama dengan jatuhnya heli itu, Korsel dilaporkan tengah melakukan latihan pasukan artileri di kepulauan dekat perbatasan. Seoul tutup telinga dengan ancaman Pyongyang akan menyerang balik.

Kedua Korea itu secara teknis masih berperang, karena tidak ada perjanjian damai setelah Perang Korea berakhir pada 1953. Sejak saat itu hubungan Korsel dan Korut diwarnai pasang surut.

Peristiwa langka terjadi pada Oktober 2014. Kala itu 3 pejabat senior Korea Utara bertamu ke Korea Selatan untuk menghadiri upacara penutupan Asian Games. Juga saat dua Korsel dan Korut berlaga sebagai satu kontingen dalam pembukaan olimpiade tahun 2000 di Sydney, Australia.

Kala itu kedua negara membawa bendera baru yang menggambarkan persatuan Semenanjung Korea. Namun berkali-kali ketegangan muncul.

Korut telah beberapa kali melakukan uji coba nuklirnya. Pada Februari 2013, negeri yang dipimpin Kim Jong-un itu telah melakukan uji coba nuklir ketiga. Sebelumnya aksi serupa juga pernah dilakukan pada 2006 dan 2009.

(Rie/Tnt)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini