Sukses

Sigi Investigasi: Stasiun Pengisian Ilmu Kebal

Jalan raya seolah berubah menjadi lintasan balap pribadi. Risiko jadi milik bersama kendaraan lain yang tidak terlibat balapan.

Liputan6.com, Jakarta - Ajang kebut-kebutan di jalan yang mempertandingkan sepeda motor atau pun mobil secara ilegal atau dikenal dengan sebutan balap liar di berbagai kawasan di Indonesia meresahkan masyarakat.

Tak jarang diantara mereka menjadi korban kecelakaan. Bahkan terkadang pengguna jalan ikut terseret. Belakangan, untuk mengantisipasi kecelakaan yang bisa merenggut nyawa, sejumlah pebalap liar menggunakan isian yang bisa membuat lolos dari bencana.

Malam tiba di satu sudut kota, aktivitas memacu adrenalin pun digelar. Jalanan disulap menjadi arena balap liar. Mesin digeber sekencang-kencangnya. Baik pebalap maupun penonton ikut terbakar semangat.

Tak ada urusan kendaraan yang dipakai. Adu nyali dimainkan, mobil atau motor sama saja karena yang penting ada pengakuan. Tak hanya nyali dan kelihaian yang dibutuhkan, nyawa juga menjadi taruhan.

Tarung keras dan fatal ini ujung-ujungnya uang. Taruhan uang dengan besaran yang menggiurkan. Jalan raya seolah berubah menjadi lintasan balap pribadi. Risiko jadi milik bersama kendaraan lain yang tidak terlibat balapan.

Balap liar ugal-ugalan bubar hanya saat polisi datang. Satu saja yang ada di benak pebalap yaitu menjadi jagoan nomor wahid atau satu.

Di luar pakai fasilitas umum, sirkuit juga jadi ajang adu nyali dan strategi pebalap. Risiko berlaga di jalan membuat kebutuhan narsis alias dapat acungan jempol.

Pada malam berbeda, kegiatan adu nyali lain bergulir. Sama-sama adu nyali tapi balutannya tak seperti balap liar. Pergeseran dari tradisi modern ke tradisional membuat bergidik.

Suasana malam yang mistis dengan permainan berbahaya, tak sembarang orang bisa memainkannya. Perlu latihan khusus dan di sini, logika manusia akan bingung mencerna ada istilah pengisian ilmu kanuragan yang tak mampu diterima akal sehat.

Hanya jadi penonton membuat Tim Sigi Investigasi SCTV penasaran dan gemas ingin mencoba. Alunan musik bernafaskan magis mengiringi ketegangan penonton.

Bicara soal ilmu kebal, ternyata ada sosok jawara di sana. Jika pada balap liar senjata pamungkasnya adalah motor, bagi jawara golok bukan sekedar senjata andalan.

Apa yang didapat oleh mereka tiba-tiba berkekuatan yang tak bisa dijawab oleh nalar ini bermodalkan pengisian raga. Akibatnya, penglihatan menjadi tajam agar jeli membaca pergerakan musuh juga agar menjadi kuat dari benturan benda tajam dan tumpul.

Kebut-kebutan motor bukan hanya sekedar punya nyali, keberanian yang besar, atau kegilaan. Kuncinya cuma bagaimana menang edan-edanan tanpa cacat, mulus, dan kuda besi tunggangannya (motor) harus bisa selalu menang.

Tak sekedar strategi teknis, motor dengan mesin paling moncer atau joki paling kawakan dan dingin dalam menaklukan lawan.

Kabar yang berputar-putar menyebut adanya joki balap yang pasang ilmu kebal dalam setiap aksi balapnya. Di sini, strategi di luar akal sehat itu yang berperan besar. Cerita blak-blakan meluncur dari seorang joki balap liar.

Tentu saja rasa penasaran menguasai karena Tim Sigi Investigasi SCTV baru kebagian cerita tentang kekebalan, pengisian, dan segala macam hokus pokus yang kami tak paham benar kebenarannya. Pada malam harinya, kami kejar seorang informan yang kabarnya paham seluk beluk lokasi pengisian.

Satu nama kami dapat. Seseorang yang disebut orang pintar biasa isi ilmu kebal atau lebih dikenal dengan istilah wapak. Di sini, berbagai benda-benda yang tak lazim dipertontonkan oleh sang wapak serta manfaat yang dihasilkan terdengar nyaris tak masuk akal.

Sesungguhnya, balap-balapan liar bukanlah hal yang terpuji dan patut untuk ditiru. Apalagi jika terdapat unsur ilmu kebal atau pun hal-hal magis di dalamnya.

Bagaimana aksi kebut-kebutan ini bisa menggunakan ilmu kebal? Bagaimanakah cara pengisian ilmu kebalnya? Saksikan selengkapnya dalam tayangan Sigi Investigasi SCTV edisi Sabtu (22/11/2015), di bawah ini. (Vra/Ron)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.