Sukses

Kasus Pencatutan Nama, Jokowi Akan Hormati Keputusan MKD

Presiden Jokowi tetap memberikan perhatian terhadap kasus pencatutan namanya terkait perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia.

Liputan6.com, Balikpapan - Presiden Jokowi tetap memberikan perhatian terhadap kasus pencatutan namanya terkait perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia. Namun, Jokowi tetap akan menghormati apa pun keputusan yang diambil Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR yang sedang memproses laporan Menteri ESDM Sudirman Said itu.

Jokowi percaya pada integritas MKD DPR dalam mengambil keputusan terbaik soal pelaporan politikus inisial SN yang dikaitkan dengan Ketua DPR Setya Novanto pada Senin 16 November 2015.

"Biarkan MKD bekerja, saya menghormati apa pun keputusan mereka," ucap Jokowi usai meresmikan sejumlah proyek infrastruktur di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis (19/11/2015).

Presiden Jokowi meresmikan proyek di Kalimantan Timur Kamis (19/11/2015). (Liputan6.com/ Abelda Gunawan)

Pernyataan Jokowi ini mengulang keterangan yang disampaikan kemarin di Istana Negara, Jakarta. Jokowi mengaku belum akan menentukan sikap apa pun dalam waktu dekat ini. Tujuannya untuk menghormati MKD yang baru menerima laporan Menteri ESDM itu.

"Kan sudah saya sampaikan, kita harus menghormati proses di MKD. Harus menghormati. Sekali lagi, saya menghormati MKD," tandas Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Rabu 18 November 2015.‎

Menteri ESDM Sudirman Said pada Senin 16 November 2015 melaporkan anggota DPR ke MKD DPR, terkait dugaan pencatutan nama Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla atau JK, yang diduga untuk perpanjangan kontrak perusahaan tambang raksasa PT Freeport Indonesia.

Sementara, Ketua DPR Setya Novanto yang dikaitkan dengan inisial SN menepis tudingan itu. Menurut politikus Partai Golkar tersebut, ia tidak pernah bertemu dengan Sudirman Said. Namun dia mengakui pernah bertemu pejabat Freeport.

"Yang pertama tentu saya melihat di media bahwa saya (dikatakan) membawa atau mencatut nama Presiden. Tapi yang jelas bahwa Presiden, Wapres adalah simbol negara yang harus kita hormati dan juga harus kita lindungi," kata Setya Novanto di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa lalu. (Ans/Mvi)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.