Sukses

Cegah Ciliwung Meluap, Pemecah Arus Bendung Katulampa Ditambah

Sebanyak 1.500 beton hexapods yang terpasang 2 tahun lalu sudah hancur dan terbawa arus sungai.

Liputan6.com, Bogor - Untuk memperlambat dan menahan arus deras Sungai Ciliwung, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) akan menambah jumlah beton pemecah arus (hexapods) di dasar Bendungan Katulampa, Bogor.

Kepala Satuan Non-Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Air KemenPUPR Puji Sutarto mengatakan beton seberat 2 ton dengan diameter sekitar 2 meter itu dianggap penting untuk memperlambat laju air dan menahan konstruksi bangunan bendung. Ia menyatakan sebagian dari 1.500 beton hexapods yang terpasang 2 tahun lalu sudah hancur dan terbawa arus sungai.

Pada tahap awal, KemenPUPR mengusulkan untuk menambah 3.000 buah hexapods. Namun kebutuhan hexapods jika dilihat dari luas bendungan dari titik jatuhnya air hingga batas genangan bendungan mencapai 6.000 buah.

"Untuk tahap awal, kami akan usulkan menambah 3.000 buah hexapods di Bendung Katulampa. Kalau sepanjang 50 meter diperkirakan butuh 6.000 beton. Anggarannya sekitar Rp 12 miliar," kata Puji, saat berkunjung ke Bendungan Katulampa, Bogor, Rabu (18/11/2015).

Fungsi dari beton pemecah arus, kata dia, ialah untuk memperlambat saat arus Sungai Ciliwung meluap dari hulu menuju hilir di Jakarta. Selain itu, beton diperlukan guna menahan konstruksi bangunan bendung dari jatuhan air yang cukup deras.

Jika tinggi muka air Bendung Katulampa Status Siaga III hingga Siaga I dengan volume air sebanyak 477.000 liter per detik kondisinya akan membahayakan bila tidak ada beton pemecah arus di dasar bendungan.

"Karena laju arus air bisa cepat dan jatuhan air di bendung juga dapat merusak konstruksi khususnya bagian dasar bangunan bendung," ucap Puji.

Bukan hanya menambah beton pemecah arus, pihaknya akan memasang tanggul atau talud di Bendung Katulampa dan memperbaiki jembatan di Kebun Raya Bogor. (Din/Mut)**

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini