Sukses

Sekjen PBB Ban Ki-moon Berencana Bertemu Kim Jong-un

Kunjungan Ban Ki-moon diharapkan dapat membawa perbaikan.

Liputan6.com, Seoul - Sekertaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dikabarkan akan mengunjungi Pyongyang dalam minggu ini dan berencana bertemu dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un. Hal itu diungkapkan oleh salah satu laporan media Korea Selatan.

Kunjungan tersebut seharusnya terjadi 6 bulan lalu, namun Pyongyang membatalkan undangan di detik-detik terakhir saat Ban berencana mendatangi pabrik di Kaesong, Korut. Pada saat itu Ban mengatakan bahwa Pyongyang tidak memberikan alasan mengapa mereka membatalkan undangan itu. Lagipula, kata Ban, saat itu ia tidak tertarik mengunjungi ibu kota.

Kantor berita Korsel, Yonhap mengutip keterangan tersebut dari sumber di PBB mengenai kunjungan yang direncakan terjadi pada Minggu 21 November mendatang. Namun, belum ada detil dan tujuan dari kedatangan Ban tersebut.

Juru bicara PBB Stephane Dujarric tidak berkomentar apapun mengenai hal itu, seperti dilansir The Guardian, Senin 16 November 2015.

Jika kunjungan itu terjadi, Ban adalah sekjen pertama PBB yang datang ke Korut semenjak Boutros Boutros-Ghali tahun 1993.

Masih mengutip sumber di PBB, Yonhap menuliskan bahwa Ban diharapkan bertemu Kim, Minggu besok, karena akan sangat aneh bagi seorang sekjen yang mengunjungi negara anggota PBB tapi tidak bertemu pemimpin negara tersebut.

Sumber itu juga mengatakan bahwa kedatangan Ban adalah untuk mengakhiri program nuklir Korut, dan membuat cair hubungan antara kedua negara. Ia dahulu adalah menteri luar negeri Korsel, sebelum bekerja sebagai orang nomor satu PBB.

Ban yang orang Korea Selatan, pernah mengatakan sebelum Kim membatalkan undangannya, bahwa kedatangannya diharapkan bisa memperbaiki hubungan kedua negara. Namun para analis di Korsel saat itu mengomentari tidak terjadinya pertemuan karena Pyongyang merasa Ban membawa misi Washington dan Seoul bukan sebagai sekjen PBB.

Kedua Korea secara teknis masih perang. Karena pada 1950-1953 Perang Korea berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai. (Rie/Tnt)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini