Sukses

Teror Paris, Balas Dendam Kematian Jihadi John?

Teror Paris terjadi pada hari yang sama saat pihak Amerika Serikat mengumumkan serangan mereka telah menewaskan dedengkot ISIS, Jihadi John

Liputan6.com, Jakarta - Setidaknya lebih dari 158 orang meninggal dunia dalam serangkaian teror yang mengoyak ketenteraman Paris pada Jumat, 13 November 2015 malam.

Serangan terburuk terjadi di gedung konser Bataclan, sekitar 200 meter dari kantor Charlie Hebdo. Sekitar 118 orang tewas ketika 3 teroris menyerbu masuk di tengah penampilan band rock Amerika Serikat, Eagles of Death Metal.

Serangan teror lain terjadi di cafe dekat Rue Charrone, sementara 2 bom bunuh diri diledakkan di luar stadion Stade de France yang sedang menggelar pertandingan antara Timnas Prancis dan Jerman. Dikabarkan, 11 orang lainnya meninggal di cafe, dan 3 kehilangan nyawa dalam ledakan di Stade de France.

Serangan di ibu kota Prancis terjadi pada hari yang sama saat pihak Amerika Serikat mengumumkan serangan mereka telah menewaskan dedengkot ISIS, Jihadi John, yang dikenal sebagai militan kelahiran Inggris. Jihadi John dikenal sebagai salah satu juru jagal ISIS.

Serangan kali ini juga terjadi 11 bulan setelah sekelompok pria membunuh 17 orang di seantero Prancis, yang diawali dengan serangan di kantor majalah satir Charlie Hebdo.

Band Eagles of Death Metal yang sedang beraksi saat serangan di Bataclan terjadi mengatakan semua anggotanya selamat.

Seperti dikutip dari People, Sabtu (14/11/2015), salah satu saksi mata mengatakan para penyerang bersenjatakan senapan Kalashnikov memberondongkan peluru secara membabi buta ke arah kerumunan orang di lokasi konser.

Dari Amerika Serikat, Presiden Barack Obama mengatakan serangan tak hanya ditujukan pada warga Paris, rakyat Prancis.

"Ini adalah serangan terhadap kemanusiaan dan prinsip-prinsip universal yang kita junjung," kata Obama.

"Mereka yang mengira bisa meneror rakyat Prancis atau nilai-nilai yang mereka anut adalah salah kaprah," ujar Obama.

Menyebut Prancis sebagai sekutu paling tua, Obama menambahkan, rakyat Amerika tahu benar apa yang kini dirasakan seluruh orang Prancis.

"Kami pernah mengalami episode seperti ini," kata Obama. (Dms/Bob)**

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini